Jakarta, Kompas
”Satu minggu lalu, saya menyelam dan menjumpai ada terumbu karang terserang pemutihan. Pemutihan terjadi pada areal sekitar 20 meter kali 30 meter persegi,” kata Bupati Wakatobi Hugua, Kamis (20/5), dalam peresmian Kerja Sama Pengembangan Riset Keanekaragaman Hayati di Jakarta.
Hugua menduga, pemutihan terumbu karang pada kedalaman sekitar enam meter itu terpengaruh dua hal, yaitu praktik ilegal pembiusan ikan hias atau kenaikan intensitas sinar matahari.
Kesepakatan kerja sama itu melibatkan Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Kementerian Riset dan Teknologi, dan PT Microsoft Indonesia.
National Technology Officer PT Microsoft Indonesia Tony Seno sempat mempresentasikan hasil pengumpulan keanekaragaman hayati kelautan di Wakatobi.
Deputi Kementerian Riset dan Teknologi Bidang Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Ilmu
Hugua menyebutkan, wilayah daratan Wakatobi hanya 3 persen dari 1,4 juta hektar kawasan Wakatobi.
Kabupaten Wakatobi memiliki 142 pulau, tetapi hanya 7 pulau yang berpenghuni. Jumlah penduduknya saat ini sekitar 106.000 jiwa.
”Terumbu karang Wakatobi berada di dinding-dinding pulau yang curam dan 60 persen kondisinya masih sangat baik,” kata Hugua.
Diperkirakan, di Wakatobi terdapat sekitar 750 spesies terumbu karang dengan 942 spesies ikan. Di Wakatobi tidak diizinkan usaha budidaya dan eksploitasi terumbu karang ataupun ikan hias untuk diperjualbelikan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.