"Tanah Air Beta" Bukan untuk Buka Luka Lama

JAKARTA, KOMPAS.com - Nia Zulkarnaen dan suaminya Ari Sihasale (Ale) memiliki concern terhadap nilai kebhinekaan yang ada di Indonesia. Ale menyatakan, menghargai keberagaman bangsa ini adalah wujud mencintai Indonesia.

Maka, lewat Alenia Pictures, ia mengangkat tema keberagaman ke dalam film anak-anak yang ringan dan mudah dicerna. Alenia membuat film keluarga berjudul Tanah Air Beta, tanpa bermaksud menguak luka lama akibat konflik politik Indonesia-Timor Leste.

"Kami melihat hal yang menarik usai referendum. Banyak keluarga tercerai-berai. Memang pilihan ideologi boleh beda, tapi kecintaan pada keluarga membuat mereka harus mempertahankan keutuhan keluarga. Bandingkan dengan sekarang, banyak keluarga dalam kondisi klimaks memilih untuk berpisah. Di cerita film ini, kondisi mereka tidak memungkinkan, tapi tetap berjuang untuk bersatu," kata Ale usai peluncuran film Tanah Air Beta di Planet Hollywood, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta.

Film ini bertutur tentang perjuangan hidup seorang ibu bernama Tatiana (Alexandra Gottardo) yang terpisah dari suami dan anaknya. Tatiana mengungsi ke Atambua bersama anaknya Merry (Griffit Patricia). Sedangkan anaknya Mauro (Marcel Raymond) terpaksa ditinggal bersama pamannya Paulo di Timor Leste, karena sakit.

Film ini juga didukung Asrul Dahlan, Lukman Sardi, Yehuda Rumbindi, Robby Tumewu, Tessa Kaunang.

Rencananya, 16 Agustus mendatang para pendukung film Tanah Air Beta akan kembali ke Atambua, karena akan menggelar layar tancap tepat di Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2010. (Warkot)