Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Bekerja, Ibu Tetap Berperan Mengasuh Anak

Kompas.com - 10/08/2010, 22:12 WIB

KOMPAS.com - Pilihan Anda dan pasangan untuk tetap bekerja seringkali mengharuskan Anda menitipkan buah hati kepada orang lain. Namun, sesibuk apapun, mengasuh dan mendidik anak tetap menjadi peran utama dari orangtua, terutama ibu. Jadi jangan lantas menyerahkan semua peran pengasuhan kepada pengasuh atau pekerja rumah tangga (PRT).

Prinsip inilah yang diterapkan presenter, Shahnaz Haque dan penyanyi, Anggun. Meskipun sibuk bekerja, kedua figur ternama ini tidak lantas menyerahkan semua peran pengasuhan kepada orang lain, termasuk pengasuh/PRT.

Anggun, saat ditemui usai peluncuran produk perawatan rambut, bergegas pulang karena pukul 21.00 Kirana Cipta Montana Sasmi, puterinya, sudah waktunya tidur.

"Aku ingin sudah ada di sampingnya sebelum anakku tidur," katanya selintas saat bergegas meninggalkan lokasi acara. Sebelumnya, Anggun sempat berbagi pengalaman. Perempuan yang khas dengan rambut panjangnya ini, mengaku memiliki pengasuh bayi, namun tugasnya bukan mengasuh namun menjaga saat ia pergi meninggalkan Kirana untuk bekerja.

"Nanny tugasnya menjaga, bukan mengasuh," katanya tegas.

Ditemui di kegiatan berbeda, Shahnaz mengaku memiliki pengasuh yang juga melakukan pekerjaan rumah tangga. Artinya, pengasuh yang juga PRT, bertugas memastikan rumah dan anak aman selama ditinggal orangtua bekerja.

"Pengasuh di rumah tugasnya lebih kepada menyaksikan, menjaga, mengawasi semua berjalan baik, dan apakah anak aman," katanya kepada Kompas Female, usai peluncuran rumah parenting untuk konsultasi orangtua di Jakarta beberapa waktu lalu.

Shahnaz pernah mengalami persoalan yang seringkali dialami ibu bekerja, yaitu pergi ke kantor dan meninggalkan anak dengan rasa bersalah. Dengan berkonsultasi kepada pakarnya, ibu tiga puteri ini menemukan formula ampuh. Apalagi pasangan drummer Gilang Ramadhan ini memang sudah mengajarkan anak tumbuh mandiri sejak dini.

"Saya menyiapkan bekal untuk dibawa anak ke sekolah. Caranya buatlah note atau teka teki, surat cinta sisipkan di atas bekal anak. Simpan catatan kecil ini dan berikan kepada anak saat dewasa, ini sangat membangun ikatan ibu dan anak," tuturnya.

Melalui cara ini, ibu dapat membangun komunikasi, ikatan emosi dengan keterbukaan tanpa ada yang disembunyikan, dan selain itu melatih korespondensi. Anak juga akan menyimpan kenangan ini dalam memorinya. Dengan menuliskan tanggal di catatan kecil tersebut, lalu membacanya kembali saat dewasa dan saat anak menikah, akan menciptakan hubungan berharga ibu dan anak kelak. Jadi, meski Anda bekerja dan tak bisa meluangkan waktu bersama beberapa jam, kedekatan emosi antara anak dan orangtua tetap terjaga baik.

Melatih anak mandiri agar tak bergantung pada nanny

Kemandirian anak, kata Shahnaz, perlu dibangun sedini mungkin. Kebiasaan mengenakan baju sendiri, memakai sepatu, makan tanpa disuapi pengasuh, telah diajarkan Shahnaz sejak ketiga puterinya masih kecil. Kini, saat ketiganya sudah memasuki usia sekolah, kemandirian yang sudah terbangun sejak usia empat tahun itu mengurangi ketergantungan terhadap orang lain, termasuk pengasuh.

"Saya tidak memiliki satu nanny untuk setiap anak," candanya.

Melatih kemandirian anak merupakan bagian dari peran pengasuhan ibu. Karakter anak mandiri perlu dibangun dan diajarkan oleh ibu atau ayah, bukan orang lain. Untuk menciptakan karakter anak mandiri, orangtua tak perlu merisaukan banyak hal, seperti meja makan berantakan.

"Tak perlu risau saat sayur menjadi 'shampo', meja makan berantakan, saat anak sedang belajar melakukan semua sendiri," Shahnaz mencontohkan.

Untuk mengetahui apakah anak sudah mulai mandiri bisa dilihat dari tangisannya. Kata Shahnaz, indikasi anak mandiri atau bahagia, jika menangis tak perlu waktu lama. Anak-anak boleh menangis, namun anak mandiri akan cepat diam dan tak lama menangis yang sifatnya menarik perhatian. Anak menangis karena memang sakit karena terjatuh, misalnya, bukan berusaha menarik perhatian orangtuanya dengan cara berlebihan.

Menyenangkan memiliki anak yang tumbuh sehat dan bahagia bukan? Kemandirian menjadi tolok ukurnya sehingga Anda dan pasangan tak lagi risau meninggalkannya bersama pengasuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com