Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami, Jangan Hanya Andalkan Teknologi

Kompas.com - 01/11/2010, 19:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam meminimalisir jumlah korban jiwa akibat bencana tsunami, Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat agar tidak hanya mengandalkan teknologi peringatan dini tsunami.

Masyarakat juga diharapkan mampu menggunakan kearifan lokal untuk membaca situasi terjadinya bencana seperti tsunami. "Contoh kearifan lokal di Aceh, warga diajarkan, ketika terjadi gempa, mereka secepatnya lari ke bukit, nggak usah menunggu air naik," ujar Direktur Pengurangan Resiko Bencana BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantor BNPB, Juanda, Jakarta, Senin (1/11/2010).

Kearifan lokal tersebut, dapat diajarkan kepada masyarakat melalui media massa. Kearifan lokal juga dibutuhkan mengingat keterbatasan teknologi peringatan dini tsunami yang dimiliki Indonesia.

Direktur Kesiapsiagaan Bencana BNPB, Wisnu Wijaya mengatakan, alat peringatan dini tsunami yang dimiliki Indonesia mampu memprediksi ada tidaknya tsunami setelah 4 menit lebih 46 detik terjadinya gempa. "Ini cukup bagus, Jerman saja enam menit," ucapnya.

Namun, teknologi yang diklaim cukup bagus tersebut-pun diakui Wisnu akan sia-sia jika tsunami datang pada 5 menit setelah gempa seperti di Mentawai. Apalagi, tipe tsunami yang ada di Indonesia adalah tipe tsunami lokal.

Menurut Wisnu, tipe tsunami lokal adalah tipe tsunami yang sumbernya ada di wilayah Indonesia. Kecepatan laju air laut ke darat mencapai 60 km per jam. Dengan kecepatan demikian, lanjutnya, hanya akan tersedia waktu paling panjang 40 menit setelah gempa untuk warga menyelamatkan diri, berpindah ke tempat lebih tinggi.

"Empat puluh menit itu waktu yang terpanjang, bisa lebih cepat, di Mentawai 5-7 menit setelah gempa," ujarnya.

Sutopo juga menambahkan, di Jepang yang rawan gempa dan tsunami, masyarakatnya juga tidak sepenuhnya mengendalkan teknologi dalam meramalkan tsunami. Menurutnya, tingkat kepercayaan warga Jepang terhadap sistem peringatan tsunami mereka hanya 10 persen. Meskipun demikian, BNPB juga menegaskan bahwa penggunaan teknologi penting dalam menanggulangi bencana.

Dengan adanya alat peringatan dini tsunami, paling tidak warga yang tinggal di daerah lebih tinggi masih dapat terselamatkan. "Kenapa tetap butuh tsunami warning system? dia (alat tersebut) akan menyelamatkan tempat yang lebih jauh lagi (dari laut)," imbuh Wisnu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com