Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Affair with the Nanny: Apa Sih Pemicunya?

Kompas.com - 24/05/2011, 12:11 WIB

KOMPAS.com — Maria Shriver pastilah merasa dipermalukan saat rahasia yang dipendam suaminya selama bertahun-tahun terbongkar. Suaminya, aktor dan mantan Gubernur California Arnold Schwarzenegger, mengakui memiliki anak dari hubungan gelapnya dengan Mildred Baena. Mildred tak lain housekeeper yang sudah bekerja pada keluarga ini selama 20 tahun. Sang anak kini sudah berusia 13 tahun.

Arnold bukan tokoh pertama yang ketahuan punya hubungan gelap di luar perkawinan dengan pekerja domestiknya. Sebelumnya sudah ada Jude Law dan Ethan Hawke yang punya affair dengan pengasuh anak-anaknya. Yang terbaru adalah kabar pemerkosaan petugas pembersih kamar hotel di New York City oleh Dominique Strauss-Kahn, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF).

Banyak dari kita yang mungkin tak habis pikir dengan berita-berita ini: bagaimana mungkin pria-pria terkenal ini berpaling dari istrinya yang cantik dan berselingkuh dengan pekerja domestiknya? Tanpa bermaksud merendahkan status para pekerja domestik ini, mengapa pria yang kaya dan berkuasa memilih mereka sebagai selingkuhan?

Tammy Nelson, PhD, konsultan pernikahan yang juga penulis buku The New Monogamy, menganggap kasus semacam ini bukan sekadar perselingkuhan, melainkan isu mengenai dominasi kaum pria. Begini menurut dia:

1. Budaya kita memiliki fantasi-fantasi mengenai dominasi dan kepatuhan. Kaum pria menganggap perempuan dalam posisi yang patuh dan mengabdi adalah menarik secara seksual. Pria lantas mengabadikan konsep bahwa perempuan pekerja domestik bisa diperlakukan untuk apa saja. Perempuan-perempuan ini umumnya masih muda, lajang, dan memiliki problem keuangan sehingga mudah terpikat pada pria yang kaya dan berkuasa. Sebaliknya, pria seperti Arnold menanggapi perhatian ini dengan bersikap sangat murah hati secara finansial kepada pekerja domestiknya.

Fantasi mengenai perempuan "berseragam" pada pekerja domestik, seperti babysitter atau housekeeper, sudah berakar dalam budaya masyarakat sebagai simbol kekuasaan pria dan kepatuhan wanita. Sehingga, kaum pria merasa tak mungkin tak memanfaatkan hal ini. Pertanyaannya kemudian: mengapa tak melakukannya bersama istrinya sendiri? Bila merupakan suatu fantasi, mungkinkah pria menangkap sensasinya bila sang istri berperan sebagai seorang pekerja domestik?

2. Uang dan kekuasaan mendatangkan hak istimewa.Bisa jadi, pria yang berkuasa memandang perempuan seperti benda yang bisa dipilih sesuka hati. Mungkin rasa memiliki hak ini sebagian merupakan pertentangan kelas atas dan bawah yang meningkat, di mana kelas yang lebih rendah menjadi kelas pekerja dan kehilangan hak-haknya. Dahulu, pria-pria bangsawan berselingkuh dengan budak-budaknya dan toh para pekerja domestik ini menjadi pihak yang disalahkan. Hingga kini, kaum perempuan masih menjadi pihak yang disalahkan untuk kasus-kasus serangan seksual dan perselingkuhan.

3. Mengambil risiko itu menyenangkan. Bermain api itu mendebarkan, tapi juga menyenangkan. Banyak hal yang bisa menarik hati kita, tetapi kita toh tak harus selalu mengejar dorongan itu, bukan? Setiap orang memiliki super-ego yang membantu mengontrol pikiran-pikiran untuk bermain api. Jadi, mengapa para pria ini tak bisa menahan dorongan tersebut? Dr Nelson juga mengingatkan, perkosaan bukan masalah seks, melainkan berkaitan dengan kekuasaan dan kekerasan.

4. Selingkuh berhubungan dengan kekuasaan dan kesempatan. Selingkuh tak selalu merupakan gejala perkawinan yang tidak beres. Kebanyakan orang berselingkuh karena ada kesempatan untuk itu. Tiger Woods, misalnya, punya kesempatan untuk mempunyai affair. Sebab, ia berada dalam budaya pria di mana orang-orang di sekitarnya akan menutup mata saja menyaksikan perselingkuhannya atau justru membantunya mencarikan perempuan-perempuan itu. Dalam posisi kekuasaan, pria seperti Tiger dan Arnold memiliki peluang cukup besar untuk selingkuh.

Affair sering kali juga terjadi dalam budaya yang tidak dipicu masalah keuangan. Pria yang berkuasa merasa punya kebebasan untuk berselingkuh karena mereka tidak khawatir dengan nasibnya nanti.

5. Good girl berbeda dari bad girl, istri berbeda dari wanita simpanan, begitu pula pelayan dan majikan. Sosok bad girl, wanita simpanan, dan pelayan ini secara seksual dipandang menarik oleh kaum pria. Bahkan, ada jokes mengenai good girl dan istri, bahwa mereka bukan sosok yang perlu dicemaskan. Istri dianggap sebagai perempuan yang tidak akan berselingkuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com