Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Srimulatan Bersama Srimulat

Kompas.com - 26/06/2011, 02:34 WIB

 Frans Sartono

Srimulat mewariskan gaya lawak srimulatan. Sisa-sisa laskar Srimulat menurunkan gaya lawak panggung yang mengandalkan spontanitas dan improvisasi itu kepada peserta kontes ”Srimulat Cari Bakat” di Antv.

Ruang tamu dengan sofa dan meja. Muncul pembantu dengan lap tersampir di pundak. Ia membersihkan meja dan bermonolog tentang nasib. ”Ah... jadi pembantu. Dulu itu sebenarnya saya ini seorang pengusaha... pengusaha peti mati.”

Setting panggung dan monolog khas pembantu versi Srimulat itu diucapkan oleh Wahid, peserta ”Srimulat Cari Bakat” tayangan Antv setiap Sabtu dan Minggu malam.

Gaya itu mengingatkan adegan pembuka lawak srimulatan sejak zaman Johnny Gudel, Asmuni, Bambang Gentholet, Gepeng, sampai Mamik. Generasi seniman komedi Srimulat menyurut. Kini sejumlah awak Srimulat bersama Antv mencari penerus gaya lawak srimulatan dalam ”Srimulat Cari Bakat” (SCB).

Dalam SCB, peserta tampil sepanggung dengan awak Srimulat, seperti Tessy, Tarzan, Mamik, dan lainnya.

Acara yang digagas Dudi Hendrakusuma, Presiden Direktur Antv, dan Herty P Purba selaku Deputy Direktur Produksi itu dikemas layaknya kontes bakat televisi. Ada sejumlah komentator mengomentari penampilan peserta. Sebanyak 22 peserta diaudisi dari Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya. ”Nantinya akan kami saring menjadi 10 peserta yang kami harapkan menjadi the next Srimulat,” kata Arnold Sihombing, Manajer Produksi Antv.

Para peserta dikarantina selama sekitar dua bulan dari 28 April sampai 28 Juni. Mereka mendapat pembekalan dari para senior Srimulat, seperti Tarzan, Mamik, Kadir, Nurbuat, dan lainnya. Mereka dibekali gaya bermain seperti yang selama ini digunakan Srimulat. ”Kami buat regenerasi supaya genre komedi Srimulat tidak hilang,” kata Arnold.

Dalam SCB, peserta mencoba berinteraksi langsung dengan pelawak senior. Mamik memberi umpan sekaligus menyambar peluang. Sejumlah peserta memang masih belum secara refleks merespons peluang lawakan yang disodorkan awak Srimulat. ”Terlalu lama menunggu bola,” kata Tarzan sebagai komentator.

Pemain baru juga menggunakan gaya rambut sebagai trade mark fisik. Sosok fisik masih dianggap penting dan gaya rambut menjadi senjata sejumlah tokoh Srimulat, seperti Didik Mangkuprojo dan Gogon yang memelontos rambut dan menyisakan segelung rambut tepat di ubun-ubun. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com