Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heru "Shaggydog/Dubyouth" Pengalaman Konser di Samping Makam

Kompas.com - 26/09/2011, 15:49 WIB

Seperti biasa, kami melakukan sound check dan sebagainya,  tapi ada kendala kali ini. Angin bertiup sangat kencang plus debu beterbangan, sehingga ada kemungkinan untuk show malam itu, giant screen untuk VJ tidak dapat dipasang. Anak-anak Chinese Man sempat gusar karena panitia tidak memenuhi 100 persen riders mereka untuk memasang penutup di setiap sisi panggung. Mereka bilang, hal-hal seperti ini terjadi juga di Perancis, kadang panitia sudah menyanggupi di depan, tapi ternyata di hari H, mereka tidak menyediakan hal-hal detail yang diminta si band. Tapi hal ini sangat jarang terjadi.

Saya sebagai musisi Indonesia hanya tersenyum mendengar cerita mereka soal komplain ke panitia yang tidak beres. Tidak heran, hehe.

Festival kali ini memang tidak sebesar di Vienne, tapi festival ini menyedot banyak massa di saat musim panas.

Di Payzac ini saya juga mencicipi, masakan Perancis yang sebenarnya, dimasak dengan tungku dan kayu bakar. Ada ikan, bebek, ayam dan sebagainya. Saya akui, rasanya agak aneh buat lidah Nusantara saya.. Oya, Bir dan anggur adalah menu standar di setiap pentas, laksana soft drink.

Seperti biasa, kami kembali ke hotel untuk istirahat sejenak dan lain-lain, hotelnya berdiri tahun 1808, bersih dan nyaman, cuma ya ketika masuk pertama agak-agak merinding juga.

Istirahat tidak berlangsung lama di hotel, tapi ya lumayanlah. Kami bergegas menuju venue yang berjarak sekitar 20 menit dari hotel, benar saja, terlihat beberapa hippies bercampur dengan orang-orang yang berangkat menuju festival di sepanjang perjalanan menuju venue.

Band-band sebelum kami pun bermacam-macam, mulai dari irish folk ala The Pogues sampai sebuah band rock ala cabaret yang mengusung instalasi besar ke panggung, dipadu dengan semacam pertunjukan opera. Orang-orang terlihat berkerumun di bar menunggu band kesayangan mereka tampil.

Oya, di setiap festival kadang terlihat penampilan brass band (trompet, trombone, dll) berjalan di antara kerumunan orang-orang. Mereka semacam melakukan musical art performance  sambil berjalan membentuk formasi, sembari mengajak orang-orang untuk berdansa. Unik.

Benar saja, seperti yang sudah diprediksi, malam itu Chinese Man tidak bisa memasang layar video mereka, dikarenakan angin yang bertiup cukup kencang. Tapi, lagi-lagi kami berhasil menggoyang 3000an penonton di Payzac malam itu, bahkan penonton meminta encore di show malam itu. Chinese Man pun memainkan salah satu remix dari album mereka yang belum dirilis, “Miss Chang” ( dubstep remix). Wah, baru kali itu saya mendengar musik dubstep dimainkan dengan tata suara yang begitu dahsyat, plus tata lampu yang mantap, walau kurang maksimal tanpa pertunjukan video, tapi semua orang cukup puas malam itu.

Malam itu menyisakan debu di beberapa peralatan Chinese Man, dan saya yang kehilangan jaket, karena larut dalam suasana. Alhasil, kedinginan melanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com