KOMPAS.com — Situs jejaring sosial seperti Twitter kini tidak hanya menjadi media berbagi informasi dan pesan, tetapi juga menjadi media bagi pejabat publik untuk menyampaikan penjelasan. Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring menjelaskan duduk perkara soal nasib layanan ring back tone (RBT) di akun Twitter-nya. Hal ini karena terjadi kesalahpahaman sejumlah orang mengenai sikapnya terhadap layanan tersebut.
Kesalahpahaman bermula pada Rabu (12/10/2011), saat Tifatul menulis tiga tweet yang mengungkapkan sikapnya pada kasus pencurian pulsa melalui layanan berlangganan. Berikut beberapa "kicauan" Tifatul soal pencurian pulsa tersebut:
Namun, tweet ini oleh sebagian orang disalahartikan bahwa Menkominfo ingin menutup layanan RBT. Pasalnya, follower Tifatul banyak yang tidak membaca seluruh tweet soal pencurian pulsa oleh oknum content provider ini sehingga tidak menangkap secara utuh ungkapan menteri pada akun Twitter-nya tersebut.
Mendapat respons yang tidak tepat, Menkominfo lantas menuliskan lima poin penting tentang layanan RBT pada Minggu (16/10/2011). Poin-poin tersebut yakni:
Para musisi dan penyanyi, seperti Erdian Aji (mantan vokalis band Drive), Vidi Aldiano, Piyu Padi, Giring Nidji, Afgan, dan Titi Kamal, kemudian menyatakan dukungannya via Twitter mengenai sikap yang ditetapkan Tifatul pada akun Twitter-nya.
Setidaknya, menurut Tifatul, langkah ini bisa mencegah terjadinya pencurian pulsa melalui layanan registrasi RBT. Selain itu, sebagai Menkominfo, ia telah menyatakan sekali lagi bahwa pemotongan pulsa tanpa seizin atau sepengetahuan pemilik ponsel adalah pencurian yang termasuk tindak pidana dan dapat dilaporkan kepada pihak kepolisian sebagai penegak hukum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.