Ia menyajikan monolog khusus dalam adegan yang menggambarkan suasana ketegangan tentara Hindia Belanda sebelum rencana penculikan Diponegoro. Ketegangan itu berakhir dengan pesta tak terkendali karena semua orang mabuk.
”Menjadi bagian dari pementasan ini merupakan kebahagiaan tersendiri, pencapaian yang baik bagi saya. Apalagi, pementasan ini sudah berkali-kali dan baru kali ini saya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu bagiannya. Untuk latihan, saya diberi waktu sebulan,” katanya.
”Dia meminang saya, jangan tanya apa pertimbangannya. Saat itu langsung saja saya iyakan,” ujarnya. Baginya, peran sebagai diva mabuk itu sungguh menantang.
”Dalam pementasan ini, saya melihat pergulatan batin dan perjuangan spiritual Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan. Ada kalimat-kalimat kegelisahan yang kemudian menyadarkan kita bagaimana cara berperang, bagaimana memperjuangkan bangsa kita sendiri,” kata Happy. (SIE)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.