Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arema Tolak Hukuman untuk 2 Pemainnya

Kompas.com - 04/06/2012, 22:28 WIB

MALANG,KOMPAS.com - Manajemen kesebelasan Arema Indonesia yang berkompetisi di Indonesia Premier League (IPL) menolak sanksi yang diberikan terhadap dua pemain mereka, Eka Hera dan Hermawan.

Pada pertandingan melawan PSM Makassar pada lanjutan Liga Primer Indonesia bulan lalu, Eka dan Hermawan dianggap melakukan provokasi berlebihan kepada wasit Sulistyoko. Atas sikap mereka, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman larangan bertanding selama tiga kali di kompetisi IPL dan Piala Indonesia. Keduanya juga dikenai denda masing-masing senilai Rp 50 juta.

Hal tersebut sesuai dengan surat Nota Larang Bertanding (NLB) yang dikeluarkan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) kepada kedua pemain. Keduanya tak bisa bermain melawan Persibo Bojonegoro dan Semen Padang di kompetisi IPL dan satu laga di Piala Indonesia.

Setelah menerima surat dari LPIS tersebut, manajemen Arema menyatakan sangat kecewa dan menolak keputusan tersebut. Arema menilai hukuman itu tidak adil karena surat banding dari Arema tidak ditanggapi.

"Aneh keputusan LPIS itu. Surat permohonan banding yang disampaikan Arema Indonesia kepada Komdis dan LPIS terkait hukuman masing-masing skorsing 3 pertandingan dan denda Rp 50 juta kepada Hermawan dan Eka Hera tak berbalas," kata Fanda Soesilo yang mewakili Arema, Senin (4/6/2012) malam kepada wartawan di Kota Malang.

"Tanpa ada surat balasan soal permohonan banding itu, LPIS langsung menggeluarkan surat NLB kepada kedua pemain untuk tiga pertandingan ke depan," katanya.

Menurut Fanda, NLB yang dikirimkan LPIS itu layaknya sebuah jawaban tidak langsung terhadap surat permohonan banding Arema Indonesia tersebut. Manajemen Arema sangat kecewa dengan tidak adanya koreksi banding dari Arema dan prosedur administrasi yang baik dari Komisi Disiplin PSSI dan LPIS.

"Kita sangat kecewa dengan PSSI dan LPIS. Kalau kita telisik, sebenarnya seberapa berat kesalahan yang dilakukan dua pemain kita itu sampai-sampai harus menghukum pemain kami dengan mengabaikan banding yang kami ajukan," kata Fanda.

Ia menambahkan, melihat surat LPIS tersebut, pasal penganiayaan yang ditetapkan Komdis PSSI itu terlihat memang sengaja didramatisir. Menurutnya, hukuman itu diberikan seolah-olah kedua pemain itu melakukan pelanggaran berat.

Bahkan Fanda terlihat kesal dengan keputusan denda untuk kedua pemain tersebut karena masing-masing pemain itu harus membayar Rp 50 juta. "Dua pemain dipaksa untuk membayar denda total Rp 100 juta. Apa-apaan ini? Manajemen Arema menyatakan menolak keras keputusan PSSI dan LPIS itu, apalagi disuruh membayar denda Rp 100 juta. Konkretnya, manajemen Arema akan segera bersikap terhadap surat itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com