Washington, Rabu
Dukungan terhadap kinerja Obama merosot, dari 50 persen bulan lalu menjadi 47 persen, menyamai rekor terendah awal Januari. Warga yang merasa negeri itu berjalan di jalur yang keliru bertambah enam poin persentase menjadi 63 persen.
Keraguan akan kepemimpinan Obama membuat dukungan terhadap Romney menguat. Keunggulan Obama kini hanya berselisih satu poin persentase, 45 persen berbanding 44 persen, lima bulan jelang pemilu. Sebulan lalu, Obama masih unggul 7 poin persentase.
Jajak pendapat dilakukan setelah Obama menderita sejumlah kemunduran dalam kampanye, termasuk naiknya angka pengangguran pada bulan Mei.
Naiknya dukungan kepada Romney juga terkait kecemasan warga AS akan krisis utang Eropa dan pemulihan ekonomi AS yang lamban, yang menimbulkan ketidakpastian.
”Ekonomi menghadapi jalan yang sulit, dan hal itu menentukan masa depan Presiden Obama. Kecemasan rakyat tecermin nyata pada dukungan terhadap presiden,” ujar Chris Jackson dari Ipsos.
Kegagalan Obama meyakinkan warga AS bahwa ekonomi mereka kini lebih baik dari empat tahun lalu mengubah strategi kampanye Obama. Tantangan Obama adalah meyakinkan warga AS bahwa jika mereka memilih Romney, keadaan mereka akan lebih buruk lagi.
Sementara itu, Obama akan terpilih lagi pada November apabila pemilihnya adalah warga Eropa dan Jepang. Adapun di China dan di mata bangsa-bangsa Muslim, popularitas Obama merosot. Demikian hasil survei sebulan penuh di 21 negara oleh Pew Research Center.
Eropa, terutama responden di Perancis dan Jerman, masih ingin Obama terpilih kembali. Di Perancis, misalnya, 92 persen responden menginginkan Obama terpilih lagi untuk masa jabatan kedua. Sementara, hampir sembilan dari 10 orang Jerman juga menginginkan Obama terpilih kembali.