Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kesetiaan Bond Diuji

Kompas.com - 04/11/2012, 02:48 WIB

 Myrna Ratna

Lima puluh tahun sudah James Bond menghiasi layar perak. Ia menjadi tokoh imajiner paling populer yang merepresentasikan kehebatan seorang agen rahasia. ”Skyfall”, menjembatani semua era film Bond. Ini salah satu serial yang paling mengesankan.

”Myang diperankan dengan gemilang oleh Dame Judi Dench, adalah inti cerita Skyfall. Ia menjadi simbol sebuah era transisi. Apakah agen rahasia masih relevan di era kini? Apakah sebuah institusi intelijen berhak melenyapkan, mengabaikan keselamatan para agennya demi apa yang dinamakan ”kepentingan negara”?

Dalam Skyfall relevansi James Bond dan MI-6 dibumikan sehingga lebih terkoneksi dengan realitas. Begitu pula para tokohnya. Mereka tak selalu menang, kadang kalah, kadang keliru membuat asumsi, bahkan mereka pun bisa mati. Skyfall, adalah film Bond yang paling manusiawi. Dan tentu saja sentimental. Seluruh pertarungan, kejar-kejaran, perkelahian yang disodorkannya, termasuk humor-humornya, ditakar dengan pas. Bersiaplah untuk kejutan-kejutan tak terduga.

Kisah dibuka dari Istanbul, Turki, ketika daftar agen rahasia Inggris yang menyelusup ke jaringan teroris dunia terbongkar. Satu demi satu agen rahasia itu tewas. Upaya Bond (Daniel Craig) untuk menyelamatkan dokumen itu gagal, ia malah tertembak rekannya dan dinyatakan tewas. Bond melanjutkan hidup dalam radar yang tak terlacak institusinya. Namun, serangan masif terhadap MI-6, membawanya kembali kepada institusi itu, dan kepada M tentunya. Hanya kali ini Bond datang dengan kondisi berbeda. Untuk menembak pun tangannya gemetar. Napasnya mudah ngos-ngosan. Untuk pertama kalinya kita dihadapkan pada Bond yang kehilangan keprimaannya–tapi tetap tampak jantan.

Toh, kesetiaan Bond pada M, dan sebaliknya, membuat Bond bertekad kembali ke lapangan. Meski itu berarti ia harus ”diplonco” melewati serangkaian tes, bak agen pemula. Termasuk melakukan tes asosiasi kata, ”Ketika kata ini disebut apa yang pertama kali muncul dalam benakmu?” Ketika kata ”skyfall” disebut, Bond terdiam, dan meninggalkan ruangan.

Skyfall membuka tabir masa kecil Bond yang yatim piatu dan kesepian. Kita seolah diajak memahami mengapa Bond begitu dekat secara emosional dengan M. Baginya, M adalah figur ibu. Bond rela menjaga keselamatan M dengan nyawanya.

Namun tak semua agen rahasia sepakat dengan itu. Khususnya mantan agen MI-6 Raoul Silva (Javier Bardem), tokoh antagonis yang merasa dikhianati dan dicampakkan oleh M.

Javier Bardem

Bardem bermain sempurna. Suara desisnya menegakkan bulu roma. Kengerian yang dimunculkannya mungkin setara seperti ketika kita menonton sosok psikopat Hannibal Lecter dalam Silence of the Lambs. Amatilah bagaimana ketika tangan Silva perlahan-lahan mengelus Bond yang terikat di kursi....

Juga tokoh baru ”Q” (Ben Whishaw), pemuda tanggung ahli IT yang penuh percaya diri, namun dipandang sebelah mata oleh Bond. Interaksi keduanya menjadi memikat karena mereka berbeda generasi. Dan tentu saja Gareth Mallory (Ralph Fiennes), bos MI-6 yang tak sabar melihat M pensiun. Sutradara Sam Mendes dengan brilian menggambarkan pertarungan politik di seputar tokoh-tokoh puncak pertahanan Inggris itu dalam adegan ruang sidang yang mencekam. Klimaks dibuat berbarengan dengan suara M yang membacakan puisi mendiang suaminya.

Dengan aktor-aktor veteran yang bermain prima, skenario yang menarik, soundtrack yang digawangi Adele dengan desahannya yang menghanyutkan, sinematografi yang menawan dari Istanbul, London, sampai Skotlandia (sinematografer Roger Deakins sudah menjadi nomine Oscar sembilan kali); sulit untuk tidak menyatakan ini serial Bond yang terbaik. Sedikit berbeda dengan film-film sebelumnya, perempuan Bond di film ini hanya menjadi ”imbuhan”. Akting Bernice Marlohe pun yang berperan sebagai Severine, tidak mencuri perhatian, terbanting oleh kematangan Dench dan Bardem.

Skyfall bukan sekadar film laga tentang kebaikan melawan kejahatan. Ada pesan yang terbawa sampai adegan berakhir. Tentang cinta yang tak terucapkan, tentang kesetiaan yang tak luntur, sampai berkalang tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com