Myrna Ratna
”Myang diperankan dengan gemilang oleh Dame Judi Dench, adalah inti cerita Skyfall.
Dalam Skyfall relevansi James Bond dan MI-6 dibumikan sehingga lebih terkoneksi dengan realitas. Begitu pula para tokohnya. Mereka tak selalu menang, kadang kalah, kadang keliru membuat asumsi, bahkan mereka pun bisa mati. Skyfall, adalah film Bond yang paling manusiawi. Dan tentu saja sentimental. Seluruh pertarungan, kejar-kejaran, perkelahian yang disodorkannya, termasuk humor-humornya, ditakar dengan pas. Bersiaplah untuk kejutan-kejutan tak terduga.
Kisah dibuka dari Istanbul, Turki, ketika daftar agen rahasia Inggris yang menyelusup ke jaringan teroris dunia terbongkar. Satu demi satu agen rahasia itu tewas. Upaya Bond (Daniel Craig) untuk menyelamatkan dokumen itu gagal, ia malah tertembak rekannya dan dinyatakan tewas. Bond melanjutkan hidup dalam radar yang tak terlacak institusinya. Namun, serangan masif terhadap MI-6, membawanya kembali kepada institusi itu, dan kepada M tentunya. Hanya kali ini Bond datang dengan kondisi berbeda. Untuk menembak pun tangannya gemetar. Napasnya mudah ngos-ngosan. Untuk pertama kalinya kita dihadapkan pada Bond yang kehilangan keprimaannya–tapi tetap tampak jantan.
Toh, kesetiaan Bond pada M, dan sebaliknya, membuat Bond bertekad kembali ke lapangan. Meski itu berarti ia harus ”diplonco” melewati serangkaian tes, bak agen pemula. Termasuk melakukan tes asosiasi kata, ”Ketika kata ini disebut apa yang pertama kali muncul dalam benakmu?” Ketika kata ”skyfall” disebut, Bond terdiam, dan meninggalkan ruangan.
Skyfall
Namun tak semua agen rahasia sepakat dengan itu. Khususnya mantan agen MI-6 Raoul Silva (Javier Bardem), tokoh antagonis yang merasa dikhianati dan dicampakkan oleh M.
Bardem bermain sempurna. Suara desisnya menegakkan bulu roma. Kengerian yang dimunculkannya mungkin setara seperti ketika kita menonton sosok psikopat Hannibal Lecter dalam Silence of the Lambs. Amatilah bagaimana ketika tangan Silva perlahan-lahan mengelus Bond yang terikat di kursi....
Juga tokoh baru ”Q” (Ben Whishaw), pemuda tanggung ahli IT yang penuh percaya diri, namun dipandang sebelah mata oleh Bond. Interaksi keduanya menjadi memikat karena mereka berbeda generasi. Dan tentu saja Gareth Mallory (Ralph Fiennes), bos MI-6 yang tak sabar melihat M pensiun. Sutradara Sam Mendes dengan brilian menggambarkan pertarungan politik di seputar tokoh-tokoh puncak pertahanan Inggris itu dalam adegan ruang sidang yang mencekam. Klimaks dibuat berbarengan dengan suara M yang membacakan puisi mendiang suaminya.
Dengan aktor-aktor veteran yang bermain prima, skenario yang menarik, soundtrack yang digawangi Adele dengan desahannya yang menghanyutkan, sinematografi yang menawan dari Istanbul, London, sampai Skotlandia (sinematografer Roger Deakins sudah menjadi nomine Oscar sembilan kali); sulit untuk tidak menyatakan ini serial Bond yang terbaik. Sedikit berbeda dengan film-film sebelumnya, perempuan Bond di film ini hanya menjadi ”imbuhan”. Akting Bernice Marlohe pun yang berperan sebagai Severine, tidak mencuri perhatian, terbanting oleh kematangan Dench dan Bardem.
Skyfall