Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tohpati: Kata Ibu, Saya Ingin Jadi Pemusik Terkenal

Kompas.com - 03/03/2013, 16:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Suatu kali pada era awal 1980-an, bocah bercelana pendek naik angkot untuk les gitar di kawasan Mayestik, Jakarta Selatan. Di kemudian hari anak tersebut dikenal sebagai gitaris bernama Tohpati Ario Hutomo.

Begitulah Tohpati tumbuh dari keluarga kelas menengah kota yang tinggal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Ia anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ir Harnoko Hadisubroto dan Siti Werdhi. Itu mengapa di rumah ia dipanggil Bontot.

Tiga bersaudara itu dileskan musik. Tohpati sejak kelas V SD sudah belajar gitar klasik. Orangtuanya juga menyediakan seperangkat alat musik bagi anak-anaknya untuk bermain band. Kakaknya, Hesti Indrarini, yang kini menjadi dokter gigi, memegang keyboard. Kakak kedua bernama Tohpatty Ario Wibowo bermain drum, dan seorang sepupu mereka bermain bas. Sementara Tohpati sejak awal memang telah menjadi gitaris.

"Ibu cerita, waktu saya kecil katanya saya selalu bilang ingin menjadi pemusik terkenal dan dilihat orang banyak, ha-ha-ha," kata Tohpati. "Tetapi saya sendiri sudah enggak inget kalau saya pernah ngomong itu. Mungkin juga saya enggak sadar waktu itu. Padahal, waktu itu saya belum belajar main gitar."

Masih di SD ia banyak mendengarkan musik-musik dari Rolling Stones, The Police, dan terutama Queen. Ketika SMP, keterampilannya sudah semakin matang. Ia menjadi gitaris terbaik festival band di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan. Ketika itu permainan gitarnya sudah diperhitungkan oleh musisi seniornya. Nyatanya, Tohpati direkrut untuk memperkuat Cockpit Junior. "Saya diarahkan untuk mengulik permainan gitar Genesis dan Yes. Saya menurut saja. Saya hafalin permainan gitar Yes."

Profesional
Itulah fondasi awal Tohpati untuk bekal perjalanannya di pentas musik di kemudian hari. Ia bergabung dengan Splash Band bersama Cendi Luntungan, Didi AGP, Dian Hadi Pranowo, dan Nya Ina Raseuki atau Ubiet. Di band inilah, oleh Dian HP dan Didi AGP, Tohpati berkenalan dengan musik Mahavishnu dengan John McLaughlin sebagai gitarisnya.

Ketika duduk di SMA 70, ia tergabung dengan band Halmahera bersama Ari Darmawan (drum), Sonny (keyboard), Asep (bas), dan Genky Gutawa (synthesizer). Band ini dikenal luas saat mengisi acara kuis Gita Remaja di TVRI, yang sebelumnya diisi oleh Karimata milik Candra Darusman dan kawan-kawan.

Umur 14 tahun, saat masih di SMP, ia telah menghasilkan uang dari bermain band. Saat bermain di Cockpit Junior, ia ingat mendapat honor Rp 10.000. Jumlah tersebut sudah cukup banyak baginya saat itu. Ketika tampil dalam Friday Jazz Night di Ancol, ia kaget karena mendapat honor Rp 750.000. Dan, semasa kuliah ia mendapat bayaran Rp 9 juta untuk menggarap musik sinetron Badai Pasti Berlalu. "Buat anak kuliahan, uang segitu banyak sekali. Saat itu saya berpikir, berarti hidupku di musik." (SF/XAR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com