Memang tak ada rumusnya kalau masalah menciptakan karya. Mungkin karena kami terbiasa membawakan lagu-lagu top 40 dulu. Jadi, terbawa nada-nadanya. Semua kemudian menjadi insting.
Pernahkah terpikirkan nama NOAH dipelesetkan menjadi No-ach. Jika ada orang yang memelesetkan nama NOAH menjadi No-ach, apa yang Anda lakukan?
Tidak terpikirkan. Kalau memang muncul hal seperti itu, ya, memang sudah biasa. Dari zaman bernama Peterpan, kalau ada orang yang memelesetkan nama, ya, kami anggap bercanda saja.
Sejak kalian meluncurkan album pertama Taman Langit pada tahun 2003 saya sudah jatuh hati. Lirik dan aransemennya benar-benar menggugah dan mengajak kita bernyanyi. Bagaimana proses kreatif kalian membuat lagu sehingga menjadi enak didengar dan dibawakan setiap orang?
Pernahkah akang-akang dari NOAH jenuh dalam menjalani karier? Pernahkah terjadi cekcok dan kesalahpahaman antarpersonel NOAH? Jika ada, bagaimana cara mengatasi masalah itu?
Kami merasa jenuh itu pasti ada walau cuma beberapa hari. Setelah itu kami pasti pengin cepat berkarya lagi. Cekcok pasti pernah terjadi. Hikmahnya adalah bagaimana kami bisa mencari solusinya. Jika semua itu bisa kami lewati, insya Allah kami jadi lebih solid. Intinya, kami saling mengingatkan.
Bagaimana cara personel NOAH menjaga stamina? Kalian semua harus tur ke Australia dan Asia setelah itu tur ke 100 kota di Indonesia. Semua perjalanan dan pertunjukan NOAH itu pasti membutuhkan stamina dan energi yang enggak main-main.
Untungnya di setiap kota yang kita datangi rata-rata memakan waktu tiga hari. Sehari kami datang dan istirahat, besok malamnya baru manggung. Lalu lusanya kami baru jalan lagi. Jadi, kami sebenarnya masih punya waktu istirahat yang cukup.
Kekompakan adalah hal yang natural karena pada dasarnya kami adalah teman. Kami memang berteman dan intinya adalah saling mengingatkan.
Sebagai band, kami harus tetap optimistis karena tak ada gunanya bersikap pesimistis. Jadi, apa pun yang terjadi, kita hilangkan saja rasa-rasa khawatir seperti itu.
NOAH dan Peterpan tidak ada bedanya. Kami hanya berevolusi. Apa pun nama bandnya, kami tidak mengubah apa pun. Kami hanya mengembangkan musik kami dalam setiap album.
Seperti sebelumnya, kami menjalani hidup atau persahabatan senatural mungkin. Seperti kalau teman kami sakit, kami jenguk, atau saat teman kami terkena musibah, kami memberi dukungan. Buat kami enggak ada tips yang khusus. Kami menjalani saja semua ini dengan hati yang jujur.
NOAH kapan ke Purwokerto? Kira-kira kalian suka enggak makanan khas Purwokerto, seperti soto sokaraja, mendoan, getuk goreng? Sahabat NOAH Purwokerto menantimu selalu...