Buah manggis dan kiwi sama-sama kaya nutrisi dan sehat dikonsumsi. Keduanya mempunyai unsur antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas.
Tak sekadar menyegarkan karena kandungan vitamin C pada buah yang tinggi, kulit manggis juga jadi penangkal aneka penyakit. Senyawa unik bernama xanthone dalam kulit manggis telah diteliti oleh para pakar kesehatan dunia sejak sepuluh tahun terakhir. Dari hasil penelitian ilmuwan di Jepang, Amerika Serikat, dan Thailand terbukti xanthone berkhasiat sebagai obat.
”Antioksidan xanthone bisa menonaktifkan atau menangkal radikal bebas. Radikal bebas inilah yang menimbulkan berbagai penyakit degeneratif,” kata Ani Kurniawati, pengajar di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Ani dan timnya di IPB ditemukan kandungan xanthone yang tinggi pada seluruh bagian buah manggis terutama di kulitnya. Kandungan antioksidan ini mulai ada sejak buah manggis berukuran sebesar kelereng hingga matang.
Xanthone
Begitu juga kiwi. Selain mengandung vitamin dan mineral (vitamin C dan E), kiwi juga mengandung serat, potasium, dan asam folat. Kiwi juga mengandung antioksidan, buah yang rendah indeks glikemik (kemampuan buah untuk menaikkan kadar gula), serta rendah lemak.
Berdasarkan USDA Nutrient Database 2011, kadar vitamin C dan E pada buah kiwi jauh melebihi sejumlah buah yang selama ini dikenal kaya vitamin C dan E, seperti jeruk, stroberi, dan apel. Buah jeruk, misalnya, hanya mengandung 53,2 miligram (mg) vitamin C per 100 gram. Sementara buah kiwi mengandung 85,1-142 mg vitamin C per 100 gram. Bisa dibilang, vitamin C pada buah kiwi dua kali lebih banyak dibandingkan vitamin C pada buah jeruk.
”Di dalam buah kiwi juga mengandung actinidin, yaitu salah satu jenis enzim proteolitik. Enzim ini mampu memecah protein sehingga menyebabkan protein dengan mudah diserap dan diserap lebih banyak oleh tubuh,” tutur Dr dr Fiastuti Witjaksono, dokter spesialis gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Selasa (30/4), di ECO Park Ancol.