Ada banyak cedera yang kerap mendera atlet. Dari semuanya, bagi para pebasket, yang paling ditakuti sehingga bisa disebut ”rajanya hantu” dari segala cedera adalah cedera lutut.
Jika cedera lutut sudah membekap, seorang atlet terpaksa istirahat paling kurang dua pekan. Kalau parah, bisa sembilan bulan. Lebih parah, si atlet terpaksa pensiun dini.
Satu kasus menimpa klub bola basket NBA, LA Lakers, belum lama berselang. Klub penuh wibawa yang tak pernah absen di babak play off itu terlempar pada putaran pertama play off. Semua itu akibat Kobe Bryant, shooting guard, mesti ”duduk manis” sembilan bulan karena cedera lutut.
Cedera lutut juga membuat Russell Westbrook, otak permainan Oklahoma City Thunder, terlihat tak begitu gagah, terpaksa berjalan dengan tongkat. Tanpa Westbrook, Thunder, finalis NBA 2012,
Menurut Sulaeman, anggota tim medis Dell Aspac Jakarta yang juara musim reguler
”Nomor satu cedera lutut, kedua cedera engkel, kemudian cedera otot pangkal paha dan cedera lainnya,” tutur lulusan Universitas Negeri Jakarta itu.
Cedera lutut biasanya terjadi akibat benturan yang keras dengan pemain lawan. ”Bisa juga karena benturan keras yang mengakibatkan pemain mendarat dalam keadaan tidak seimbang,” ujar Otah Tahyat, yang juga anggota tim medis Dell Aspac Jakarta.
Ada dua jenis cedera pada lutut. Pertama, serabut otot mengalami keregangan berlebih yang membuat ligamen sobek atau strain. Ligamen adalah pengikat antara tulang tungkai atas dengan tulang tungkai bawah. Tulang tungkai atas dan bawah memiliki lapisan, yakni meniskus, bentuknya seperti tulang rawan.
Jika ligamen sobek, pebasket terpaksa menjalani pemulihan dan tidak boleh berlatih atau bertanding tiga sampai empat bulan.