Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rieka Roslan: Karya Saya adalah Idealisme Saya

Kompas.com - 29/10/2013, 12:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Pada awal tahun 1992, Rieka Ratika Roslan bertemu Yuke Sampurna. Bersama Dian Hakim, mereka membentuk band dengan nama Odyssey. Ketika itu, Rieka sejak lama aktif mencipta lagu, seperti "Dahulu" dan "Khayalan" yang kelak dipopulerkan band The Groove. Rieka yang kini dikenal sebagai penyanyi itu senang menulis lagu sejak SMA.

Senang menulis lagu dan menyanyi membuat Rieka ingin mendirikan band sendiri. Alasannya, dia memiliki banyak lagu yang bisa dia nyanyikan sendiri dengan bandnya. Dia ingin masuk ke industri musik Indonesia dalam satu paket lengkap, bukan menyanyikan lagu karya orang lain.

Mereka pun mencari teman yang sepaham dan merekrut pemain baru lalu membentuk band bernama The Groove. Seperti pemusik dan band lainnya, The Groove pun sering tampil di kafe dan mulai tahun 1998 mereka rekaman. The Groove berada dalam satu manajemen dengan Kahitna yang didirikan Yovie Widianto.

Rieka memutuskan bersolo karier pada tahun 2005 karena ingin menampilkan warna musiknya. Selama periode ini, Rieka meluncurkan album Mata Ketiga, Bercerita, Triangle of Life, dan Rendezvous. Dia juga tergabung dalam grup vokal 5Wanita bersama Andien, Nina Tamam, Iga Mawarni, dan Yuni Shara.

Pada tahun 2009, Rieka pun reuni lagi dengan The Groove. Rieka kini bukan hanya penyanyi dan penulis lagu. Perempuan kelahiran Sukabumi, 23 Januari 1970, ini juga menjadi guru vokal yang mumpuni.
—————————————————————————————————
Bagaimana pandangan Anda tentang musik sebagai sarana inspirasi dan bisnis? (Leyla Halida Janufianti, Bandung)

Untuk membuat suatu karya, kita membutuhkan inspirasi. Inspirasi akan melahirkan suatu bisnis. Kita bisa lihat kenyataan sekarang bahwa musik sudah menjadi pasar bisnis yang bagus.

Sekarang banyak orangtua yang mengizinkan anak-anaknya bersekolah di bidang musik agar mereka menjadi musisi andal dan menjadi pekerjaan yang menjanjikan.

Inspirasi itu perlu. Tetapi, saran saya, dalam mengembangkan hal tersebut gunakanlah kejujuran orisinalitas sehingga karya menjadi baik dan positif serta menjadi kekuatan industri seni Indonesia, tidak sekadar instan dan asal jadi saja.
—————————————————————————
Halo Mak Rieka Roslan. Sebagai salah satu penyanyi senior, manggung di kota mana yang paling mengesankan? (Ekamara A Putra, Yogyakarta)

Hampir semua kota saya suka karena setiap kota mempunyai ekspresi yang berbeda-beda. Di Sukabumi saya menyelenggarakan Djuanda Jazz Festival. Saya melihat di kota kelahiran saya, orang dapat menikmati musik yang damai di jalan tanpa pengamanan yang ketat. Saya merasa happy.
—————————————————————————
Bagaimana mencipta harmoni jazz ala Indonesia? (Daryat, Ansa School Semarang)

Udara Indonesia, matahari Indonesia, kearifan lokal Indonesia akan membuat kita tetap menjadi musisi Indonesia, bangga terhadap budaya Indonesia dan menjadi orang Indonesia. Menggunakan bahasa Indonesia dalam berkarya itu pun sudah harmonisasi Indonesia. Begitu pula mempelajari ilmu tradisi dan cara menyanyi, alat-alat tradisi semua itu menjadi kekuatan kita untuk go international.

Kita sering bernyanyi dalam bahasa Brasil, Spanyol, Meksiko, Inggris, Korea, Mandarin, meski kadang kita tidak bisa berbahasa tersebut. Mereka itu berasal dari bangsa-bangsa yang percaya diri dan bangga akan negaranya. Musik mereka pun mendunia. Jadi menurut saya, kita bisa kok memakai bahasa Indonesia, bunyian dan nada tradisional untuk menembus pasar mana pun. Sebaiknya kita mempelajari harmoni modern dan harmoni tradisional agar kita punya jati diri dan punya yang dibanggakan.
—————————————————————————
Bagaimana Anda mengelola keluarga Anda agar tetap harmonis di balik kesuksesan Anda? (Dharta M Nur, xxx@yahoo.co.id)

Kami berdiskusi tentang rencana-rencana yang akan dibuat, mimpi-mimpi saya ke depan, sehingga ke keluarga mengerti dan mendukung. Sepanjang semua positif dan tetap menjaga waktu untuk keluarga, rasanya semua bisa selaras. Mengajak keluarga ikut melihat kegiatan kita, berkenalan dengan komunitas kita sehingga mereka menjadi bagian juga dalam pekerjaan ini. Diskusi dan komunikasi yang terpenting.
—————————————————————————
Kenapa album Rendezvous digambarkan sebagai perwujudan idealisme dari seorang Rieka Roslan? (Risna Rahmawati, Jakarta Pusat)

Semua karya saya adalah idealisme saya. Album The Groove, Mata Ketiga, bercerita tentang alam. Rieka juga bercerita tentang apa itu arti cinta, Triangle of Life, di mana saya bicara sebagai perempuan, sedangkan Rendezvous adalah pertemuan saya dengan beberapa sahabat satu visi dalam bermusik dan berkehidupan.

Album ini penuh perjuangan dan penuh cerita tentang perjalanan hidup seorang penulis perempuan yang terus mencoba berdiri di musiknya.
—————————————————————————
Saya pencinta The Groove sejak manggung dari cafe to cafe di Bandung dan mengoleksi albumnya. Kapan The Groove mengeluarkan lagi album baru? (Hanna Della, Bandung)

Tahun depan The Groove berumur 17 tahun. Rasanya album ini akan kami keluarkan sebagai bentuk ucapan syukur kami dan terima kasih kami kepada Tuhan yang memberikan kami talenta dan untuk para penggemar kami. Doakan ya Mbak....
—————————————————————————
Apa saja yang menjadi hambatan terbesar Anda dalam menggeluti dunia musik? (Fahrudin, Pangkal Pinang, Bangka Belitung)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com