Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prahara Cinta Badai Kasih: Love Story yang Lain

Kompas.com - 24/11/2013, 13:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Lirik lagu-lagu pop Indonesia cukup kaya untuk menghidupkan tontonan drama. Dengan 21 lagu pop Indonesia plus satu lagu "Love Story", sutradara Rama Soeprapto menghidupkan naskah garapan Titien Wattimena menjadi tontonan drama yang menghibur Prahara Cinta Badai Kasih di Teater Jakarta, 22-23 November.

Widyawati, aktris kawakan itu dengan penuh penghayatan melantunkan lagu "Cinta Putih" karya Titiek Puspa. Setiap lirik dalam lagu itu ia eksekusi dengan prima sebagai ungkapan rasa. Musik yang digarap Tohpati memperkuat karakter lagu yang berisi pujaan kepada kekasih itu.

Ketika lagu mengalun, di latar belakang panggung terpapar gambar-gambar besar dari Widyawati dan Sophan Sophiaan (almarhum). Di antaranya diambil dari adegan film, termasuk Pengantin Remaja yang mereka bintangi di tahun 1971. Widyawati dalam Prahara Cinta Badai Kasih berperan sebagai Yuli, nama yang sama yang ia sandang dalam film Pengantin Remaja. Dalam cerita drama musikal, Yuli dikisahkan telah kehilangan Romy. Lagi-lagi ini adalah nama kekasih Yuli dalam film Pengantin Remaja yang diperankan Sophan Sophiaan.

Memang tak ada hubungan langsung antara film dan drama musikal itu secara cerita. Namun sebagai tontonan yang melibatkan sosok populer seperti Widyawati, unsur di luar konteks cerita itu mempunyai nilai hibur. Lagu itu dimunculkan untuk menggambarkan perasaan tokoh Yuli yang kehilangan Romy. Ia datang ke kota asalnya untuk bertemu anak dan kawan-kawan lama.

Cukup cerdik Rama Soeprapto sebagai sutradara memilih lagu dan menempatkannya sesuai kebutuhan naskah Titien Wattimena. Prahara Cinta Badai Kasih produksi Geronimo dan didukung Yayasan Perempuan Untuk Negeri ini memang dibangun dengan model seperti ini, cerita plus lagu yang menyatu.

Silang cinta
Cerita Prahara Cinta Badai Kasih termasuk klasik yaitu tentang cinta yang terganggu. Untungnya tidak berujung dengan tragedi seperti Romeo and Juliet atau turunannya West Side Story. Prahara memilih rekonsiliasi.

Kisah dibangun dengan silang cinta antara tokoh Badai dan Kasih yang diperankan Marcell Siahaan dan Yanti Airlangga, serta Ara (Rio Dewanto) dan Jingga (Eni Joesoef). Hubungan Badai dan Kasih terhalang. Begitu pula hubungan Ara dengan Jingga. Masuklah Kasih dalam hubungan Ara dan Jingga. Hubungan segi tiga antara Ara, Jingga, dan Kasih semakin rumit ketika Badai datang lagi untuk menata kembali hubungannya dengan Kasih. Perseteruan tidak berakhir dengan tragedi, "Karena cinta selalu punya ruang untuk memaafkan..." begitu diucap Badai.

Problematika dan dinamika hubungan silang cinta itu sebagian disampaikan lewat 17 lagu, dan tata gerak koreografis. Namun terkesan lebih banyak oleh kata-kata. Lagu tidak berdiri sendiri tapi menjadi bagian penyampaian cerita. Ke-17 lagu cukup mulus terjahit dalam satu kesatuan dengan cerita. Pada lagu-lagu itu pula daya hibur pentas ini terasa.

Sebenarnya Prahara Cinta Badai Kasih adalah tontonan drama biasa, dalam arti bukan musikal murni di mana cerita dan tuturan tokoh dibangun lewat musik. Dalam Prahara, lagu ditampilkan sebagai bagian dari ungkapan tokoh. Lagu juga menjadi elemen penting untuk membangun suasana, memperkuat atmosfer. "Cinta Putih" misalnya, berhasil membangun suasana haru akan cinta yang tidak akan hilang meski kekasih telah tiada.

Lagu "Kala Surya Tenggelam" karya Guruh Soekarno dihadirkan ketika sepasang kekasih sedang sendu-sendunya meratapi nasib hubungan mereka. Lagu ini dulu juga digunakan dalam film Ali Topan Anak Jalanan (1977) untuk menggambarkan kegalauan hati Ali Topan yang terpisah dengan pacar.

Lagu "Dunia Cinta" karya Dokter Ari Issoedibyo ditampilkan ketika kisah cinta mulai memanas. "Panggung Sandiwara" karya Ian Antono dan Taufiq Ismail yang di pentas ini dinyanyikan tokoh pelukis Zakaria (Chandra Satria) menjadi semacam permenungan atas polah tingkah manusia dalam urusan hubungan cinta dengan segala tetek bengeknya.

Kadang di drama musikal, musik terkesan disodorkan sebagai lagu itu sendiri. Seperti pada lagu "Cinta Pertama" karya Idris Sardi yang dulu dinyanyikan Anna Mantovani untuk film Cinta Pertama (1973). Dibawakan oleh The Ensembel, lagu itu pada bagian awalnya ditampilkan dengan gaya Gregorian, bahkan kostum jubahnya mengingatkan pada album Enigma.

Meski banyak lagu pop Indonesia yang bisa mencukupi kebutuhan sebuah drama musikal, tetapi Prahara memilih "Love Story" sebagai lagu pembuka. Memang secara tema dan lirik lagu karya Francis Lai Albert yang muncul dalam film Love Story (1970) sangat pas dengan cerita. Namun sebenarnya banyak lagu Indonesia yang bisa menggantinya.

Rasa Eropa
Set dan properti panggung cukup praktis dan enak ditonton. Set utama berupa lanskap sudut kota dengan rumah-rumah bertingkat. Set lain berupa jembatan dan sungai di mana para tokoh berperahu. Drama ini tidak menyebut secara spesifik identitas kota, tetapi terkesan sangat Eropa. Adegan kafe, mengingatkan suasana kafe di Paris di musim panas ketika orang ngupi-ngupi di pinggir jalan.

Begitu pula kostum warganya juga amat sangat Eropa. Pijakan sosio-kultural mungkin dianggap tidak penting karena jagat fiksi, alam fantasi, memang tidak mengenal bendera kebangsaan, tak mengenal patok-patok geografis, dan tidak ada identitas budaya. Lanskap kota dengan warganya yang "Eropa" yang penuh warna dan menjadi elemen pertunjukan yang segar.

Drama musikal ini tampak mempertimbangkan unsur tata gerak yang digarap cukup rapi. Rama "memaksa" trio kawakan Marini, Widyawati, dan Niniek L Karim untuk menari, menggoyang-goyang pinggul pula, dan mereka bisa. Tampak dipertimbangkan pula elemen komedik untuk penyegar, agar tontonan berdurasi sekitar 2 jam ini tidak kering. Peran Netta KD dalam hal ini berhasil. Gerak, dialog, celotehan, sangat natural. Lagu pun ia sampaikan dengan gaya komedik yang mengundang tawa penonton.

Prahara Cinta Badai Kasih memperpanjang tren musikal yang marak di negeri ini sejak sekitar 4 tahun lalu. Dan tampaknya banyak yang makin terampil membuat tontonan seperti ini. (Frans Sartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com