Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nirina Zubir Jujur dan Sepenuh Hati

Kompas.com - 31/12/2013, 16:33 WIB

Selama ini pengenalan saya sama Nirina Zubir adalah cewek tomboi. Masih merasa cewek tomboi apa tidak sih setelah menikah dan punya anak?
(Nova Ria, Bintara Jaya, Bekasi Barat)

Sebenarnya Na sih enggak pernah merasa tomboi, tapi sedari dulu Na memang cuek dan ekspresif, he-he.

Nah kalau sekarang ditanyain setelah nikah apakah masih tomboi... well yang pasti sih sekarang ini Na lagi mau terus kelihatan cantik buat keluarga Na. Na tidak berubah, kecuali ya itu tadi sadar akan perawatan diri. Hi-hi lagi centil perawatan aja....

Saya pernah menonton akting Anda sebagai orang jelek (gadis tua yang tak laku-laku) di film Bidadari-bidadari Surga. Apakah Anda tidak malu berperan sebagai orang jelek?
(Farendy Arlius, Surabaya)

Ha-ha malu sih sebenarnya, tapi memang karakter Lais membuat Nirina ingin juga menjadi wanita tegar, kuat, dan berhati luas seperti dia sehingga penampilan fisik dinomorsekiankan. Sebenarnya malunya enggak seberapa dibanding nurunin berat badannya setelah shooting... wuih... pekerjaan rumah yang berat deh.

Apakah ada perbedaan yang signifikan untuk karier setelah memiliki anak dan sebelumnya? Apakah bakat entertaint dari Nirina dan Ernest akan ditularkan/diajarkan kepada sang buah hati?
(Nurul Maulidya Latifah, Jakarta Selatan)

Ada perbedaannya. Sekarang ini pekerjaan yang Nirina ambil itu pilihan Na banget. Kalau berarti dan membuat bangga keluarga Na ambil karena pengorbanan waktu meninggalkan anak itu harus setimpal. Buat Na berat banget untuk tidak menghabiskan waktu bersama keluarga kecilku.

Bakat itu Na biarkan mengalir saja, tidak ada unsur keterpaksaan buat anak-anak. Na mau mereka tumbuh dewasa dengan jalan hidup yang mereka pilih sendiri dan hal itu membuat mereka bahagia, manusia yang bertanggung jawab buat dirinya dan orang-orang sekitarnya nanti.

Paling-paling sih Na dan Ernest bantu menambahkan wawasan mereka untuk dijadikan modalnya kelak.

Nirina termasuk aktris Indonesia yang jarang tersandung citra buruk. Bagaimana cara Nirina mempertahankan citra profesi tersebut?
(Ima Rohmawati, Kelapa Gading, Jakarta Utara)

Alhamdulillah, sepertinya apa Nirina sekarang ini tidak lepas dari peranan orangtua Nirina deh karena sebenarnya I’m like an open book. Na selalu apa adanya dan untungnya Buya-Mama dulu keras sekali sama Nirina sehingga menjadi batasan sendiri untuk melakukan hal-hal yang bisa mencoreng nama baik orangtua. Insya Allah doain terus yaaa.

Kak Nirina, apakah honor bermain film menjadi salah satu faktor penting sebagai pertimbangan menerima tawaran main?
(Rosalia Kusuma Dewi, Semarang, Jawa Tengah)

Bukan faktor utama sih, tapi honor merupakan suatu cara untuk saling menghargai.

Pencapaian apakah yang ingin Kak Nirina lakukan untuk dunia perfilman Indonesia? Dari peran film-film yang pernah dibintangi, menurut Kak Nirina, mana yang paling berkesan?
(Risna Anggriyani, mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Suatu hari nanti bisa dan akan membuat film sendiri dengan bantuan teman-teman pastinya he-he.... Memang itu yang Na rasakan karena I’ve been blessed with the opportunity dengan peran yang berbeda-beda dan itu membanggakan sekali buat Nirina... percaya ya?

Kak Nirina apa sih rahasianya biar kelihatan bahagia terus?
(Fajaroh, Bogor)

Rahasianya, benar-benar tulus menjalani hidup dengan bahagia apa adanya. Karena, kebahagiaan tidak bisa kita bikin-bikin, tapi kalau kita ikhlas menghadapi hal-hal yang di depan mata, Na yakin kebahagiaan akan datang dengan sendirinya. Dan, percaya deh kalau kebahagiaan itu bisa kita yang tentukan.

Dari semua film yang pernah dibintangi, film mana yang paling menantang atau yang belum pernah dibayangkan sebelumnya buat diperankan Nirina?
(Siti Sarohamah, Sukoharjo, Wonosobo, Jawa Tengah)

Semua peran sih menantang, he-he-he. Beneran deh! Karena peranan yang Na ambil rata-rata adalah peran yang bisa memberikan Na liburan karakter. Na jadi bisa merasakan atau menjadi orang lain. Itulah mengapa aku suka film. Bisa membawa kita ke tempat dan karakter yang berbeda-beda.

Beberapa bulan yang lalu rumah Mbak Nirina ditimpa musibah kebakaran. Bagaimana caranya Mbak beserta keluarga move on dari musibah tersebut?
(Nurie Masruri, Surabaya)

Cara move on-nya adalah dengan menerima apa yang dikatakan bahwa cobaan yang diberikan Allah kepada umatnya sesuai kemampuannya. Itu Na rasakan sekali. Berpikir positif bahwa lebih banyak pelajaran yang Nirina dan keluarga dapati dibanding memikirkan musibah yang kita terima. Malah jadi bahan koreksi buat kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com