Sebelum pemutaran perdana film The Amazing Spider-Man 2 di Indonesia pada 30 April 2014, Sony Pictures mengundang sekitar 50 wartawan dari sejumlah negara ke Singapura. Mereka diajak menonton penggalan film baru arahan Marc Webb ini yang menampilkan pertunjukan tiga dimensi Spider-Man.
Marc Webb berusaha menampilkan sosok Peter Parker, Spider-Man muda, dengan segala penampilan yang riang, tanpa beban. Marc tak ingin menampilkan sosok Peter Parker culun dan menjadi bahan olok-olokan teman sekolah seperti yang dulu ditampilkan Tobey Maguire. Marc kembali menunjuk Andrew Garfield sebagai Peter Parker.
"Dia orang yang lucu dan ini sangat cocok karena humor menjadi salah satu karakter dasar Spider-Man. Andrew punya kapasitas untuk bisa larut dalam peran ini," kata Marc akhir bulan lalu di Marina Bay Sands Hotel, Singapura.
Keusilan Peter berulang kali dimunculkan dalam adegan The Amazing Spider-Man 2. Salah satunya saat ia nyaris terlambat hadir dalam wisuda di sekolahnya karena keasyikan dengan "pekerjaan" sebagai Spider-Man. Peter tiba di sekolah beberapa detik sebelum ia dipanggil maju ke podium untuk mendapat penyematan tanda kelulusan.
Momen lucu sekaligus menegangkan turut membumbui film ini. Yang jelas, Spider-Man versi Marc Webb kali ini begitu menikmati "profesi". Sesekali bahkan ia bersiul-siul di balik kostum manusia laba-labanya yang ketat. Tak ada beban sama sekali di balik tanggung jawab besar Spider-Man.
Efek tiga dimensi
Di film ini, Marc menampilkan visualisasi efek sinema tiga dimensi yang luar biasa. Misalnya dalam adegan kecelakaan pesawat kedua orangtua Peter Parker yang terlihat dramatis. Juga kemunculan Electro dari tokoh lugu Max Dillon (Jamie Foxx) yang penuh dengan efek sinar laser. Atau pada aksi-aksi akrobatik Spider-Man saat menjalankan "pekerjaannya".
Marc berusaha membawa penonton merasakan bagaimana menjadi Spider-Man seperti yang dirasakan Peter Parker. Situasi ini sangat terasa saat efek visual tiga dimensi membawa penonton merasakan ayunan-ayunan Spider-Man dari gedung satu ke gedung lainnya. Penonton serasa diajak berakrobat di antara gedung pencakar langit sambil menyelipkan kamera GoPro di kepala.
Sebagai pemeran Peter Parker dan Spider-Man, Andrew Garfield merasa sangat beruntung. Menurut dia, menjadi seorang Peter Parker sekaligus Spider-Man sangat menarik karena sisi kehidupannya yang multidimensi. Di satu sisi ia adalah seorang Peter Parker yang harus memberi perhatian kepada teman dekatnya, Gwen Stacy (Emma Stone), tetapi di sisi lain ia juga seorang Spider-Man yang setiap saat harus siap melayani masyarakat.
"Kita tak pernah berada dalam satu hal saja. Manusia selalu berada di antara cinta dan kebencian, di antara kehidupan dan kematian. Di situlah pula Peter Parker dan Spider-Man berada," kata Andrew.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.