Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Transformers: Age of Extinction": Memburu Optimus sampai Negeri Cina

Kompas.com - 29/06/2014, 15:58 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com --  Syahdan Pemerintah Amerika Serikat berkoalisi dengan Autobots, bangsa robot yang bisa bersalin rupa menjadi mobil. Mereka menilai keberadaan para robot hanya membahayakan manusia. Maka, Pemerintah Amerika berencana menciptakan robot yang lebih canggih dan mudah dikendalikan. Mereka melupakan jasa-jasa Autobots yang pernah membela manusia melawan Decepticons sebagaimana digambarkan dalam film Transformers (1984) sampai Transformers: Dark of the Moon (2011).

Dibantu Badan Intelijen Pusat (CIA), pemerintah melacak keberadaan pimpinan Autobots, Optimus Prime, dan rekan-rekannya. Begitu ketemu, mereka menghancurkan robot cerdas itu menjadi besi rongsokan. Kawanan Autobots pun tiarap, apalagi saat itu Optimus Prime, sebagai pemegang komando, tidak jelas keberadaannya.

Di tengah perburuan besar-besaran itu, rumah Cade Yeager (Mark Wahlberg)—teknisi miskin yang dicurigai menyembunyikan Optimus Prime gara-gara membeli truk rongsokan—dikepung CIA untuk memburu Optimus Prime. Rumah Cade yang ia tinggali bersama anak semata wayangnya, Tessa Yeager (Nicola Peltz), hancur lebur.

Dari sini sutradara Michael Bay menunjukkan kekhasan film Transformers. Misil-misil berdesing memburu sasaran. Rumah, mobil hancur diledakkan. Jerit manusia tenggelam oleh suara ledakan dan benturan.

Jagat semakin porak poranda ketika pemerintah merasa tak mampu mengejar Optimus Prime dan kemudian mengerahkan robot-robot buatan, seperti Galvatron yang diciptakan dari puing-puing Megatron, musuh besar Optimus Prime.

Optimus memerintahkan kawan-kawannya untuk bangkit melawan. Perang antar-robot itu seolah tak berujung manakala Optimus juga membangkitkan Dinobots, kawanan robot berbentuk Dinosaurus. Dinobots membantu Autobots menyerang balik.

Watak jahat Galvatron rupanya tertular oleh gen Megatron. Hanya dengan menyentuh, Galvatron pun menyebarkan watak jahat itu kepada 50 robot ciptaan manusia untuk menentang Autobots. Ini mirip dengan cerita Ramayana ketika Rahwana tak berdaya terjepit Gunung. Namun, dia mengeluarkan gelembung-gelembung tak tampak mata untuk menyebarkan sifat jahatnya.
Perang di timur

Sentuhan Bay dan Spielberg sangat terasa di film ini. Ada kegaduhan dahsyat dan seakan nyata. Terlebih jika film ini ditonton di layar IMAX 3D. Kamera stereo 4K menghasilkan gambar sesuai dengan kapasitas mata manusia. Dengan begitu, penonton seolah masuk dalam kedahsyatan tersebut.

Michael Bay mengusung perang antar-robot itu hingga ke Beijing. Di perkotaan padat manusia itu, di apartemen yang kumuh, sampai gedung-gedung penggapai langit yang seolah menjadi taman bermain bagi puluhan robot. Manusia-manusia bagai semut itu tak berdaya, hanya bisa berlari dan menjerit di antara kaki-kaki raksasa robot.

Biar terasa lebih oriental, Bay mengajak serta bintang film Tiongkok, Li Bingbing yang berperan sebagai Su Yueming, kepala program pembuatan robot. Juga muncul mantan personel Super Junior Han Geng meski hanya ber-cameo selama beberapa detik. Ini barang kali strategi produser merayu pasar Asia untuk menonton filmnya. Sebab, selama ini Transformers tak begitu laku di Tiongkok.

Transformers 4 bertabur wajah-wajah baru. Selain Mark Wahlberg dan Nicola Peltz, muncul Li Bingbing. Juga muncul wajah robot-robot baru seperti Autobot Hound, Autobot Drift, dan Crosshairs di pihak Autobots. Optimus Prime pun berlaga dengan tampilan baru. Adapun di pihak Deceptions muncul Decepticon Stinger dan Galvatron yang tak lain adalah penjelmaan Megatron. Juga hadir Lockdown, robot penjelajah alam semesta dan bersedia bekerja dengan imbalan tertentu.

Perang antar-robot makin seru dengan kemunculan gerombolan Dinobots, seperti Dinobot Slash, Dinobot Slug, Scorn, dan Strafe, di bawah komando Grimlock (Tyrannosaurus rex).

Selain wajah baru, Bay mempertahankan sisi humor dan romantisisme Transformers. Terutama dari hubungan Cage, putrinya Tessa, dan pacar Tessa si ganteng Shane (Jack Reynor) yang jago balap.

Film ini juga menyelipkan pesan kemanusiaan. Bahwa sedahsyat-dahsyatnya robot, masih ada yang punya jiwa. Saat Optimus Prime berhadapan dengan musuh besarnya, Galvatron, terjadi dialog. "Kamu tidak punya jiwa." Galvatron menjawab, "Karena aku tidak punya rasa takut...."

Optimus adalah robot berjiwa, yang tidak ingin diperbudak manusia, dan tak ingin memperbudak manusia. Di film memang ini ada robot yang "manusiawi", tapi ada manusia yang justru tidak manusiawi. Semoga manusia jenis itu tidak ada di jagat manusia. (M HILMI FAIQ )

Transformers: Age of Extinction
Sutradara: Michael Bay
Produser: Steven Spielbergu
Skenario: Ehren Krugeru Durasi: 165 menitu Pemeran: Mark Wahlberg, Nicola Peltz, Li Bingbing, Jack Reynor, Stanley Tucci, Kelsey Grammeru
Produksi: Paramount Pictures, 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com