Arsitek berambut gondrong ini menyampaikan pesan melalui mural wajah lelaki yang hilang pada 1998 dan hingga kini tak kembali itu serta tulisan "Masih ingat saya Jendral?".
"Mural ini untuk mengingatkan. Kan anak muda pasti akan nanya, ini siapa sih. Saya pikir, sejarah itu perlu supaya orang itu tahu," terang Jay usai acara seni 7 Hari untuk Kemenangan Rakyat, di Teater Salihara, Kamis malam lalu (17/7/2014).
"Jadi, Wiji Thukul ini kan seniman, tapi kenapa dia ikut dibasmi juga 1998? Dan, kalau saya baca kisah hidupnya, kasihan juga, dia lari-lari, enggak punya uang. Dan, memang kekuatannya di kata-kata dia. Tumben, rezim ketika itu takut sekali dengan puisi dia yang menurut saya sangat original dan tidak ikut siapa-siapa. Menurut saya, dia sangat kuat, sampai ada pergerakan ketika itu dan dia sampai dihilangkan," jelas Jay.
Mengacu ke agenda acara seni tersebut, enam seniman akan ikut melukis pada latar berlakang panggung 7 Hari untuk Kemenganan Rakya untuk melengkapi mural yang dibikin oleh Jay.
"Ini (back ground panggung) nanti akan penuh semua," kata Jay.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.