Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Lagu Garap Ulang

Kompas.com - 01/02/2015, 18:52 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Tren lagu-lagu garap ulang terus bermunculan sejak lima tahun terakhir dan mendapat tempat di radio. Bukan sekadar memfotokopi, penggarap juga mempertaruhkan kreativitas untuk menghasilkan karya bercita rasa baru dan berbeda dari versi aslinya.

Memasuki tahun 2015, belantika musik Tanah Air disuguhi lagu-lagu garap ulang, lagu yang pernah populer dan digarap kembali oleh penyanyi lain. Tersebutlah antara lain lagu "Mantan Terindah" yang dibawakan Raisa dalam album Heart to Heart (2013) adalah lagu gubahan Yovie Widianto yang dipopulerkan grup Kahitna lewat album Lebih dari Sekedar Cantik (2010). Cukup dekat jarak popularitas kedua versi lagu tersebut.

Pada pertengahan Desember 2014, Andien merilis album Let It Be My Way yang antara lain memuat lagu "Astaga", "Satu yang Tak Bisa Lepas", dan "JAP" yang semuanya pernah populer. "Astaga" populer pada 1987 lewat suara Ruth Sahanaya. Lagu "Satu yang Tak Bisa Lepas" adalah lagu dari Reza Artamevia tahun 1997. Sementara "JAP" singkatan dari "Jadikan Aku Pacarmu" adalah lagu milik Sheila On 7 (1999). Andien di album Kirana (2010) juga membawakan lagu "Gemilang" milik Krakatau (1986).

Deretan lagu garap ulang lain adalah "1000 Tahun Lamanya" dari Tulus, "Untuk Dikenang" (Endah n Rhesa) "Setia" (Mike Mohede), "Malaikat Juga Tahu" dari Glenn Fredly , "Kosong" Olla Zen, "Benci untuk Mencinta" (Endank Soekamti), "Tentang Kita" (RAN), "Aku Lelakimu" (Virzha), "Tak Bisa Memiliki" (Serena Onasis), "Kaulah Segalanya" dan "Kau Seputih Melati" (Sammy Simorangkir), "Seberapa Pantas" (GAC), "Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki" (Marcello).

Barisan lagu tersebut merupakan lagu garap ulang yang masuk kategori sering diminta diputar di radio oleh pendengar. Beberapa lagu yang digarap ulang tersebut adalah lagu-lagu yang masuk dalam album Meets The Stars milik Pongki Barata. Ada juga lagu yang digarap ulang sebagai lagu tema film dan lagu di album tribute seperti "Tentang Kita" milik Kla Project yang dibawakan RAN.

Dari sekian banyak lagu garap ulang ada beberapa lagu yang mencuri telinga pendengar.

"Tulus, Raisa, dan Andien juaranya. Sampai sekarang masih lumayan (banyak) yang request," ujar Music Director Radio Mustang Gilang AR, Senin (26/1/2015), di Jakarta.

Sosok Andien dan Raisa yang saat ini tengah naik daun, menurut Gilang, sangat berpengaruh pada respons pendengar. Ditambah musik yang diaransemen Yovie Widianto, lagu yang digarap ulang mereka pun menjadi amunisi ampuh untuk menggedor telinga pendengar.

"Kalau Tulus, musik dan suaranya memang keren," kata Gilang.

Bukan sampah
Gilang mengatakan, penyanyi-penyanyi yang saat ini tengah naik daun memiliki peluang untuk diterima pendengar apabila mereka menyanyikan lagu garap ulang.

"Syaratnya, lagu dan musiknya sesuai karakter si penyanyi," papar Gilang.

Musisi, penyanyi, sekaligus produser Pongki Barata mengatakan, meng-cover atau me-remake lagu adalah hal yang lumrah dalam khazanah industri musik. Dia lebih senang menyebut sebagai lagu cover atau lagu remake. Ia tidak setuju dengan istilah salah "daur ulang" karena lagu adalah sebuah karya, bukan sampah yang bisa didaur ulang.

Menurut Pongki, ada beberapa alasan mengapa para musisi atau penyanyi membuat lagu remake. Misalnya, penyanyi punya kenangan khusus terhadap lagunya dan dia ingin mengekspresikan lagu itu dalam versi dia. Yang kedua bisa jadi karena alasan bisnis karena lagu-lagu terkenal akan lebih mudah diterima masyarakat. Selalu ada pasarnya, semacam pasar yang aman.

"Nah, lagu remake dibuat bisa murni apresiasi, bisnis, atau dua-duanya," kata Pongki.

Sebagai penyanyi, Pongki membuat lagu remake untuk memanjangkan umur lagu-lagu ciptaannya. Siapa sangka lagu "1000 Tahun" yang digubah Pongki tahun 1997, dirilis pada tahun 1999 independen dan nasional pada tahun 2000, kemudian bisa terulang lagi masuk radio dan jadi hits lagi tahun 2014.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com