Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunny Gho Memperluas Industri Komik Lokal

Kompas.com - 18/11/2015, 17:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Kecintaan Sunny Gho (33) pada komik tak menyurutkan langkahnya meski merasa salah mengambil jurusan kuliah.

Berbagai cara dilakukannya untuk tetap bisa berkarya membuat komik, sampai kemudian mendirikan Stellar Labs dan menjadi salah satu penggagas festival budaya populer, Popcon Asia, di Jakarta.

"Aku memang suka komik dari kecil. Dengan harapan mendapat ilmu menggambar, aku memilih kuliah di Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Trisakti. Tapi, ternyata, di sana malah enggak diajarin menggambar, kecewa juga, sih," kata Sunny mengisahkan permulaan perjalanan kariernya sebagai comic artist.

Untuk mengasah kemampuannya, Sunny bergabung dengan klub Desain Comic Society di kampusnya.

Meski merasa tak bisa mengembangkan bakatnya lebih baik, Sunny bersama teman-temannya mengikuti pameran di Pekan Komik Nasional Universitas Petra Surabaya, tahun 2002.

Dari acara itu, mereka bertemu dengan banyak komikus dari sejumlah kota, seperti Solo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta.

"Dari situ saya melihat bisa sukses dengan menjadi komikus dan saya menemukan bakat saya sebagai colorist. Kemudian, ketika lulus kuliah, saya tetap bertahan dengan komik, sama sekali enggak mau kerja di bidang advertising seperti teman-teman lainnya," kata Sunny.
Sebagai mahasiswa yang bisa menghasilkan uang, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri. Saat itu, Sunny diajak oleh temannya untuk menggarap sebuah komik terbitan PT Elex Media Komputindo.

Awalnya, Sunny tidak percaya diri karena harus mewarnai komik dengan komputer. Dengan waktu yang singkat, dia pun belajar mewarnai komik dengan menggunakan stylus.

"Lumayan untuk seorang mahasiswa mendapat honor Rp 35.000 per halaman dengan target 52 halaman satu bulan sekali. Tapi, akibatnya saya terlambat lulus kuliah, tahun 2005, karena keasyikan ngurusin komik," ujar Sunny.

Seusai kuliah, jalan untuk mengembangkan komik lokal kembali buntu karena komik lokal terbitan Elex dihentikan.

Akhirnya, seperti para komikus di Indonesia lainnya, Sunny pun menawarkan karyanya ke luar negeri. Sampai kemudian dia mendapat pekerjaan dari orang Jerman yang melihat karyanya di Devianart.

"Untuk satu gambar, saya bisa mendapat honor 100 dollar AS. Tahun 2006 itu, jika saya mendapat proyek dua gambar saja, saya bisa mempunyai penghasilan yang sama dengan mahasiswa yang baru lulus," kata Sunny.

Di tahun yang sama, Sunny bergabung dengan Imaginary Friends Studio di Singapura. Studio komik di Singapura itu menawarkan kerja sama dengan membangun cabang di Jakarta.

Jadilah Sunny mengumpulkan sekitar 30 komikus untuk mendirikan studio komik cabang dari Singapura. Di bawah Imaginary, Sunny dan teman-temannya mengerjakan komik Marvel dan DC Comics.
Studio komik
Apakah cukup puas hanya sebagai tukang gambar atau mewarnai saja? Sayang sekali, padahal bakat komikus di Indonesia tak kalah dengan luar negeri.

"Aku berpikir kapan bisa komik yang asli Indonesia, kok, selama ini kita hanya bekerja untuk luar negeri," ujarnya.

Sedikit demi sedikit, Sunny mulai membangun cita-citanya untuk mengembangkan industri komik lokal. Dia mendirikan Makko Publishing yang menerbitkan komik lokal di internet.

Pada 2010, Makko Publishing menerbitkan komik Rokki di majalah Hai. Sayangnya, hanya berjalan selama satu tahun.

Meski hanya sebentar, Makko sempat menorehkan prestasi dalam industri kreatif.

Salah satu komik terbitan Makko Publishing yang berjudul "5 Menit Sebelum Tayang" karya Ockto Barimbing dan Muhammad Fathanatul Haq berhasil memenangi Silver Award di 6th International Manga Award di Jepang.

Pada 2012, Sunny memisahkan diri dari Imaginary Friends Studio dengan mendirikan Stellar Labs.
Sambil mengerjakan proyek komik dari luar negeri, Sunny terus mencari cara bagaimana bisa mengembangkan komik lokal dengan konten khas Indonesia.

Dia pun menjadi salah satu penggagas festival budaya populer Popcon Asia bersama Grace Kusnadi dan Marlin Sugama.

"Pertama kali digelar tahun 2012, Popcon masih menghadirkan tamu dari luar negeri. Kami memberikan kesempatan kepada komikus, pencipta games, dan mainan untuk memamerkan karyanya. Lalu, pada 2015, barulah Popcon lebih banyak menghadirkan konten lokal yang tidak kalah dengan luar negeri," kata Sunny.

Nah, di Popcon 2015, Sunny memberanikan diri meluncurkan majalah komik Kosmik Mook yang mengangkat cerita asli Indonesia.

Beberapa nama komikus terkenal yang mengisi majalah Kosmik, seperti Ockto Baringbing, Swetta Kartika, dan Faza Meonk.

Dengan tagline #KomikUntukSemua, Kosmik yang pertama terbit langsung laku 1.000 eksemplar dalam waktu satu setengah hari saat Popcon Asia 2015.

Beberapa cerita di Kosmik mengangkat tentang Indonesia. Salah satunya "Suryaraka" karya Ockto dan Catur yang mengisahkan kisah heroik kelahiran Kerajaan Majapahit.

Lalu, ada komik "Jamu S.A.K.T.I" yang memberi resep ramuan jamu untuk kesehatan.

Cerita unik lain tentang astronot wanita bernama Rixa. Untuk komik ini, Sunny bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang ingin mengenalkan profesi astronot kepada masyarakat. Hingga kini, Kosmik sudah terbit dua kali.

"Aku ingin ketika orang di luar Indonesia membaca Kosmik langsung tahu itu komik asli Indonesia. Tetapi, ceritanya juga harus bisa dimengerti oleh mereka," ujar Sunny.
Kini, untuk lebih mengembangkan komik lokal, Stellar Labs bergabung dengan Glitch Network.

"Glitch merupakan produsen mainan yang benar-benar asli karya anak bangsa. Kami ingin mengangkat talenta Indonesia ke panggung dunia. Bukan hanya sebagai pasar mainan dari luar negeri atau sebagai tukang gambar saja, melainkan juga harus mempunyai keunikan tersendiri," kata Sunny.

Perjuangan untuk mengenalkan komik Indonesia memang masih panjang. Tak boleh berhenti sampai di sini. Talenta anak bangsa harus bisa bersaing di kancah internasional. (Susie Berindra)

Sunny Gho
Lahir: Jakarta, 18 Agustus 1982
Istri: Stephanie Adelau
Pendidikan:- SD-SMU Charitas, Jakarta (1988-2000)- DKV FSRD Trisakti, Jakarta (2005)
Karier:- Managing Director Imaginary Friends Studio Jakarta (2006-2012)
- Pendiri Makko Publishing (2010-2013)
- Pendiri Popcon Asia (2012)
- Pendiri Stellar Labs (2012-2014)
- Executive Director Glitch Network (2014-sekarang)- CEO Kosmik Publishing (2015-sekarang).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com