Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hesty "Klepek-klepek" Sedih di Kantor Polisi

Kompas.com - 20/02/2016, 10:13 WIB
Dian Reinis Kumampung

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedangdut Hesty Aryaduta (21) mengaku terguncang setelah terjaring razia dan disangka terlibat dalam prostitusi artis.

Hal itu disampaikan Eddie selaku kuasa hukum Nagaswara di mana Hesty bernaung.

"Tadi saya bertemu Hesty dia sedih. Saya bertemu di Polda Lampung," ungkap Eddy Ribut Harwanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/2/2016).

Sayangnya, Hesty tak bisa banyak bercerita. Pasalnya, saat itu pelantun "Klepek Klepek" itu masih harus menjalani sejumlah pemeriksaan. (baca: Hesty "Klepek-klepek" dalam Kondisi Hamil Saat Dijaring Polda Lampung)

"Dia tidak bercerita tentang pokok masalah. Tapi dia pasti sedih ya," ujarnya.

"Dia masih harus BAP, polisi kan punya waktu 1x24 jam sebelum diputuskan akan ditahan atau tidak," tambah Eddy.

Hesty diamankan dalam razia yang digelar Polda Lampung. Saat itu, wanita kelahiran Bandung, 18 Mei 1994 ini sedang bersama dengan seorang pria di kamar hotel.

(baca: Polisi: Hesty "Klepek-klepek" Pasang Tarif Rp 100 Juta untuk Menemani hingga Pagi)

Bersama Hesty turut diamankan sejumlah barang bukti seperti uang tunai dan alat kontrasepsi.

Tak hanya Hesty, polisi juga mendapati lima terduga mucikari, empat diantaranya dari Lampung, satu dari Jakarta.

Kepala Sub Direktorat IV Direktur Kriminal Umum Polda Lampung AKBP Ferdyan Indra Fahmi mengatakan, Hesty merupakan korban kasus perdagangan manusia dan prostitusi.

Hesty sempat ditawarkan kepada lelaki hidung belang oleh mucikari berinisial KS sebelum ia ditangkap polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com