Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Indie, Semangat Tak Sependek Durasi

Kompas.com - 03/04/2016, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kesempatan membuat film, apalagi dipandu mentor para sineas ternama, tentu tak bakal dilewatkan sineas muda.

Meskipun hobi, tak sedikit di antara mereka ada yang belum pernah bersentuhan dengan peralatan pembuatan film. Hari pertama shooting pun menjadi hari terberat karena setiap kru film perlu waktu untuk mengenali semua peralatan.

Melalui serangkaian proses, Lingkar Alumni (LA) Indie Movie mengumpulkan delapan kelompok pehobi dan pemerhati film untuk memproduksi film di bawah bimbingan Joko Anwar, Anggy Umbara, Fajar Nugros, Sentot Sahid, Kimo Stamboel, dan Titi Rajo Bintang.

Mereka masih mengusung semangat independensi yang pernah menyengat dunia perfilman Indonesia melalui film Kuldesak (1997) karya Nan T Achnas, Rizal Mantovani, Riri Riza, dan Mira Lesmana.

Hasilnya delapan film pendek genre horor berjudul Speelwijk; Frekuensi; Mitos; Reportase; Deadline; serta komedi berjudul Wawancara; Bye Bye FB Boy; dan Eat, Love and Laugh yang diputar di XXI Epicentrum Walk, Rabu (23/3).

Film berdurasi sekitar 10 menit itu mengambil tema peristiwa yang terjadi dalam hidup sehari-hari, seperti mencari pekerjaan, media sosial, kisah cinta, juga cerita hantu.

Ita Sembiring dari LA Indie Movie, yang bertindak sebagai produser eksekutif kedelapan film, menuturkan, kedelapan naskah film itu telah melalui proses seleksi dan terpilih dari banyak ide yang masuk.

"Kami menggelar lokakarya, movie day out, dan movie camp yang mempertemukan anggota komunitas hingga mereka membentuk kelompok sendiri sebagai kru sebuah film. Kami tidak mencari, tetapi menciptakan sineas muda," ujarnya.

Setiap anggota kelompok belajar tentang bidang yang menjadi minatnya, seperti sutradara, penulisan naskah, sinematografi, tata suara, tata cahaya, dan proses sunting. Setelah mendapatkan cukup bekal, mereka akhirnya mengambil gambar dan mengerjakan pasca produksinya.

Beberapa penonton diminta untuk menilai film berdasarkan konsep cerita, penyutradaraan, pencahayaan, dan pengambilan gambar. Berdasarkan nilai, film Mitos garapan Kamar Produksi menjadi film terbaik kategori horor. Film ini menceritakan mitos larangan foto bertiga yang katanya orang yang berada di tengah bakal mati duluan.

Hantu
Secara umum, lima film horor ini mengandalkan efek suara berdentam dan pencahayaan temaram.

Kalau ada hantunya, sosoknya digambarkan muncul tiba-tiba, menatap tajam ke arah layar, lalu hilang tiba-tiba. Penonton dipaksa terkaget-kaget.

Keunggulan film Mitos, bisa jadi, pada aspek penceritaan. Film ini punya penutupan yang memelintir bangunan cerita.

Di kategori komedi, film Wawancara dianggap yang terbaik. Film itu digarap oleh Jaga Image Production dan disutradarai Adjis Doaibu.

Adjis adalah pelawak tunggal yang lawakannya menyumbang di banyak film komedi layar lebar dua tahun terakhir ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com