Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mira Lesmana: Perjalanan Merekam Zaman

Kompas.com - 18/05/2016, 14:43 WIB

Selanjutnya, ia terus berselancar lautan perfilman nasional dan menghadapi sejumlah persoalan yang menurut Mira dari dulu sampai sekarang sama saja, mulai soal pajak, perizinan, hingga sensor.

"Apa kita lalu berhenti bikin film? Saya memilih terus berkarya dan rileks saja.”

Maka lahirlah film-film Mira lainnya, mulai Petualangan Sherina (2000) dan Ada Apa dengan Cinta (AADC) pertama yang disutradarai Rudy Soedjarwo pada 2002, Eliana Eliana (2002), Gie (2005), Sang Pemimpi (2009), Atambua 39 Derajat Celsius (2012), dan lain-lain.

Mira mengaku menggunakan pendekatan yang sama ketika membuat film.

"Saya mesti sadar benar jenis film yang saya buat dan kepada siapa film itu akan ditujukan. Dari situ saya akan memasang target. Tentu saja tak semua film saya berhasil di pasar. Itu saat yang paling tidak enak karena saya harus mengabarkan kepada investor bahwa duitnya enggak balik."

Syarat lainnya adalah film yang dibuat mesti penting. Itu adalah "doktrin" guru-gurunya yang sampai sekarang Mira pegang.

Secara personal, Mira merasa film bikinannya yang paling penting adalah Gie.

Terlepas dari soal artistik dan respons pasar, lanjut Mira, Gie berhasil memenuhi hasrat lamanya yang terpendam, yakni naik gunung.

"Sejak kecil saya dilarang Mama naik gunung. Ketika bikin Gie, akhirnya saya berhasil naik Gunung Pangrango. Saya nangis kayak anak kecil di Lembah Mandalawangi. Saya telepon ibu saya, 'Ma, akhirnya saya naik gunung'," kenangnya.

Itu terjadi ketika usia Mira 40 tahun dan perjalanannya di dunia film nyaris satu dasawarsa.

Kini, sekitar dua dasawarsa sudah Mira menggeluti dunia film. Dan, Mira semakin yakin bahwa film pada dasarnya adalah sebuah perjalanan panjang yang belum ia ketahui destinasinya.

Keyakinan tersebut membuat Mira merasa tidak boleh berhenti belajar segala hal, membaca sejarah lampau dan kehendak zaman di masa depan, serta memahami budaya Indonesia yang begitu beragam.

"Saya selalu sediakan waktu untuk berkelana ke berbagai pelosok Indonesia untuk berbicara dengan orang-orang lokal dan memahami mereka. Saya berbicara dengan remaja, mendengarkan musik-musik yang mereka dengarkan, dan sebagainya."

Pengalaman selama berkelana dan persentuhannya dengan berbagai macam manusia menjadi bahan yang berharga saat ia membuat film, sekaligus merekam zaman. (Herlambang Jaluardi & Budi Suwarna)

Mira Lesmana:
Lahir:
Jakarta 8 Agustus 1964
Pendidikan:
D-3 Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (1985-1988)
S-1 Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (1999-2000)
Karier:
Audio Visual Producer Lintas Advertising Agency (1988-1992)
Produser/Exc Producer Katena Films (1992-1995)
Pemilik/produser Miles Productions (1995-sekarang)
Pengajar Produksi Film di Institut Kesenian Jakarta (2001-2008)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Mei 2016, di halaman 16 dengan judul "Perjalanan Merekam Zaman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com