DEPOK, KOMPAS.com -- Ada bagian mengharukan dalam video dokumenter tentang Gloria Natapradja Hamel (16).
Video itu bercerita tentang perjuangan Gloria menjadi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) di Istana pada 17 Agustus 2016.
Video tersebut diputar dalam acara penyambutan Gloria sepulang dari tugasnya sebagai anggota paskibraka.
Acara tersebut diadakan pada Senin (29/8/2016) di Auditorium SMA Dian Didaktika, Kota Depok, Jawa Barat, di mana Gloria menimba ilmu.
Gloria dikenal publik karena keanggotaannya dalam paskibraka sempat digugurkan oleh pemerintah, setelah ia diketahui memiliki paspor Perancis.
Karena itu, ia harus menghadapi masalah yang rumit sebagai anak seusianya yang lahir dari ayah Perancis dan ibu Indonesia.
Pengalaman Gloria tersebut terekam oleh banyak media. Lahirlah video dokumenter tentang perjuangan Gloria menjadi anggota paskibraka.
Video itu dibuka dengan orasi dari Kepala SMA Dian Didaktika, Amat Toha.
Melalui pengeras suara, Toha menyebut nama-nama siswanya yang ikut menjadi anggota paskibra dan paskibraka.
"Hari ini, dua teman kalian, Dimas dan Tanissa, dipercaya menjadi tim paskibra yang bertugas di Kota Depok. Kita ucapkan selamat...," ucapnya.
"Juga kepada Gloria Nataparadja Hamel, yang akhirnya menjadi paskibraka tingkat nasional, yang bertugas di Istana Negara...," ucapnya lagi.
Suara "gemuruh" tepuk tangan pun terdengar.
"Gloria tetap membanggakan, Gloria pahlawan bagi kita...," lanjut Toha.
Video itu mengutip beberapa sumber berita audio visual mengenai kasus Gloria ketika dibatalkan menjadi anggota paskibraka.
Pernyataan-pernyataan Gloria kepada media menjadi bagian yang mengharukan dalam video yang dibuat oleh guru kesenian SMA Dian Didaktika itu, Soleh Harjanto.