Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koboi Mulia Melawan Angkara Murka

Kompas.com - 25/09/2016, 17:00 WIB

Chisolm, belakangan diketahui berprofesi pemburu hadiah (bounty hunter), tengah mengejar salah seorang kriminal buruannya.

Suratan takdir
Suratan takdir kemudian mempertemukan Cullen dan Chisolm, serta seorang penjudi ahli sulap sekaligus penembak cepat, Josh Farraday (Chriss Pratt).

Chisolm tertarik membantu Cullen menghadapi Bogue dan anak buahnya.

Dia lalu merekrut Farraday dengan cara menebus kudanya, yang sempat tergadaikan.

Selain Farraday, Chisolm juga merekrut sejumlah orang ahli lainnya, seperti sahabat lamanya Goodnight Robicheaux (Ethan Hawke), yang seorang penembak jitu veteran Perang Saudara AS.

Saat ditemui, Robicheaux tidak sendiri melainkan ditemani seorang kolega orientalnya, pembunuh dan ahli senjata tajam, Billy Rocks (Byung-hun Lee).

Chisolm juga mendapat "tambahan tenaga" dari tiga orang lagi, seorang kriminal asal Meksiko, Vasquez (Manuel Garcia-Rulfo); pejuang suku Comanche Indian, Red Harvest (Martin Sensmeier); dan seorang pencari jejak Jack Horne (Vincent D'Onofrio).

Film hasil remake dari film berjudul lama produksi 1960 kali ini disutradarai Antoine Fuqua, seorang sutradara kulit hitam yang setahun sebelumnya juga menyutradarai film drama olahraga, Southpaw.

Baik The Magnificent Seven produksi 1960 maupun versi remake-nya sekarang sama-sama adaptasi ulang film Seven Samurai (1954) karya sutradara Jepang terkenal, Akira Kurosawa.

Singkat cerita, kehadiran ketujuh orang "pasukan bayaran" itu sedikit banyak mampu membangkitkan sedikit harapan bagi sebagian warga kota Rose Creek.

Hanya memiliki waktu beberapa hari sebelum Bogue dan pasukannya datang menyerbu kota, Chisolm dan teman-temannya bergegas melatih warga sipil Rose Creek memanggul senjata.

Tak cuma itu, kota pun disulap menjadi semacam jebakan maut untuk menyambut kedatangan musuh.

Sementara wanita dan anak-anak diungsikan ke tempat aman.

Pertempuran sengit antara pasukan Bogue yang terlatih dan bersenjata lengkap dengan pasukan Chisolm dan warga kota pun tak terelakkan.

Apalagi, Bogue dan anak buahnya menggunakan teknologi persenjataan terbaru dan tercanggih di masa itu, senapan tembak rapat (rapid fire) Gaitling.

Senapan yang juga dijuluki "Napas Setan", lantaran mampu memuntahkan 300-400 butir peluru per menit, itu memang sangat populer pada masa Perang Saudara AS.

Lantas siapa kemudian yang keluar jadi pemenang dalam pertempuran sengit ini?

Secara keseluruhan, film digarap dengan sangat baik dan diperkuat dengan efek-efek spesial terutama ledakan-ledakan yang terbilang dahsyat untuk sebuah film koboi seperti ini.
(WISNU DEWABRATA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 September 2016, di halaman 20 dengan judul "Koboi Mulia Melawan Angkara Murka". 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com