Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pasoa & Sang Pemberani", Film Animasi Bikinan Murid-murid SMK

Kompas.com - 24/02/2017, 22:53 WIB
Tri Susanto Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sebanyak 38 murid SMK Raden Umar Said Kudus, Jawa Tengah, perempuan dan laki-laki, menggarap film animasi. Film itu berjudul Pasoa & Sang Pemberani dan berdurasi 25 menit.

Murid-murid kelas sembilan dan kelas 10 tersebut membutuhkan 15 bulan untuk menggarap proyek itu di RUS Animation, studio animasi bertaraf internasional yang dimiliki oleh SMK Raden Umar Said, hasil kerja sama dengan Djarum Foundation.

Selain dibimbing oleh para pengajar lokal untuk penggarapan film itu, mereka juga mendapat suntikan ilmu dari tenaga ahli profesional luar negeri. Salah satunya adalah Woody Woodman, yang bekerja untuk Walt Disney Animation Studio dan para animator Jepang.

Technical Advisor RUS Animation, Daniel Harjanto, mengatakan bahwa tujuan awal pembuatan film Pasoa & Sang Pemberani adalah untuk memberi sarana pembelajaran dan praktik pengaplikasian ilmu.

Para siswa diajak untuk memahami dan mampu mengerjakan semua tahap produksi dalam industri film profesional, dari praproduksi, produksi, hingga pasca produksi.

Daniel menilai bahwa anak-anak Indonesia memiliki bakat seni yang tinggi. Namun, lanjutnya,  kesempatan untuk menyalurkan bakat mereka belum tersedia banyak.

"Perkembangan di negara lain pesat. Kalau tidak dilakukan kita akan tertinggal. Ke depan kita bisa jadikan Indonesia sebagai sumber animasi di dunia," ujar Daniel dalam jumpa pers di CGV Cinemas Grand Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (24/2/2017).

Teknologi yang digunakan oleh para siswa itu di studio tersebut, menurut Daniel, tergolong yang terkini. Teknologi itu setara dengan teknologi yang dimiliki oleh Pixar dan DreamWorks.

"Teknologi yang digunakan sepadan dengan Pixar, DreamWorks, dan beberapa rumah animasi lain," ucapnya.

"Yang berat bagi kami adalah menyiapkan pembimbing dan mentor," lanjutnya.

***

Naufal Ijlal (15), siswa kelas 10, mengatakan bahwa ia tertarik masuk SMK Raden Umar Said karena suka menggambar.

Ia mengaku bahwa selepas lulus dari pesantren ia langsung mendaftarkan diri, ketika SMK tersebut membuka jurusan animasi pada 2015.

"Suka nonton animasi dan tertarik gimana cara buatnya. Aku di pesantren suka gambar-gambar. Terus, pas lulus, disuruh cari SMK sendiri," ujar remaja berkacamata itu ketika berbincang dengan Kompas.com.

Kegemaran Naufal tersebut tersalurkan. Apalagi, materi pertama yang diajarkan  adalah menggambar di kertas dan memindahkannya ke bentuk virtual di layar LCD.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com