Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Marvel Indonesia, Pusatnya Para Pecandu Tokoh Marvel

Kompas.com - 10/05/2017, 13:41 WIB
Sintia Astarina

Penulis

“Kita confirm. Dia balesnya tiga bulan setelahnya dari Marvel Entertainment yang di Amerika. Kita enggak berharap dibales sih sebenernya,” cerita Dedi.

“Dia sih bilang boleh aja (mendirikan komunitas). Tapi, kayak poster-poster official kita engak boleh jual. Di bilang, jangan sampai komersial banget. Makanya kita coba jaga banget,“ imbuhnya.

Pernah dihampiri CB Cebulski

Seperti yang sudah diketahui, Komunitas Marvel Indonesia sering hadir dalam berbagai pameran. Dedi bercerita, waktu itu ia sempat berpartisipasi dalam Indonesia Comic Con.

Saat ia sedang beres-beres, tiba-tiba ia didatangi oleh CB Cebulski, Vice President, International Business Development & Brand Management Marvel Comis.

“Kita sempet ketemu sama CB Cebulski. Kadi dia dateng waktu itu pas kita lagi beberes di stand. Dia bilang kok ada Marvel fans di Indonesia. Dia enggak nyangka ada community yang benaran community,” kenang penggemar Iron Man ini.

“Soalnya dia ke Singapura dan negara lain, komunitasnya itu enggak ada yang ngegrup. Misalkan, orang pake kostum Spider-Man kumpul, tapi abis itu buyar,” imbuhnya.

Berburu koleksi langka

Di sisi lain, Dedi bercerita bahwa koleksinya sudah mencapai 500. Dalam sebulan, biasanya ia menargetkan akan membeli berapa koleksi.

“Dulu pernah narget, kalau gak narget sih repot. Dulu sih sebulan beli dua biasanya. Sekarang udah fokus (pada tokoh tertentu), jadi gak beli-beli aja,” ujar pria berkacamata ini.

Ia juga mengaku senang berburu item langka yang biasanya menjadi rebutan para kolektor lain.

“Kalau yang susah banget rata-rata biasanya koleksi dari event-event. Namanya San Diego Comic Con (SDCC). Itu tuh barometer awalnya komik dan hobi, tapi lama-lama film dan TV series mulai nyampur,” katanya.

Dalam setahun, biasanya akan ada produk eksklusif yang diluncurkan di SDCC. Tak mudah mendapatkan produk tersebut.

Kadang, ia harus melakukan penawaran hingga harga tertinggi untuk mendapatkan koleksi yang diinginkan.

Bahkan, ia sampai bergabung dengan forum kolektor di luar negeri. Jadi, apabila ada teman yang pergi membeli barang koleksi, Dedi bisa menitipnya.

“Aku pernah beli yang masih di boks harganya 89 dollar, beli kedua udah 150 (dollar AS), beli ketiga ada temen nitip udah 250. Terakhir ada temen juga mau udah 350,” katanya.

“Kalau event kan cuma dirilis di sana. Kalau di luar mesti cari dari tangan ke tangan. Yang bikin langka di situ sih ventnya,” sambungnya.

Sementara itu, ia rupanya juga pernah melakukan penawaran di situs e-bay demi mendapatkan action figure yang diidam-idamkannya. Yang menarik, koleksi itu hanya ada 15 buah saja di dunia.

“Bener-bener nge-bid dari yang Rp 500.000, Rp 1 juta, Rp 1,5 juta, Rp 2 juta, Rp 2,5 juta, Rp 3 juta, Rp 3,5 juta, Rp 4 juta juga masih aja!” kenangnya sambil tertawa.

“Berharap menang, eh ada yang lewatin. Ya udah deh nyerah. Jadi emang mahal banget. Kalau sekarang mungkin bisa di atas 10 juta kali,” ucap pria yang juga menyukai Doctor Doom ini.

Dari hobi jadi bisnis

Rupanya, memang bukan hanya Dedi saja yang suka menitip barang-barang Marvel ke teman-temannya. Begitu juga sebaliknya.

“Aku dari dulu bisnisnya bukan komersial banget. Dulu untungnya 25.000 per barang. Emang niatnya ngebantu. Kalau Rp 25.000 (kali) 10 orang, udah Rp 250.000, dapet deh 1 figur,” katanya sambil tersenyum.

“Lumayan banyak (dapat untung) dari (koleksi) yang lama-lama itu bisa berapa kali lipat. Misalnya modal 200-250 ribu, bisa dijual Rp 500.000 sampai satu juta. Apalagi yang udah stop produksi atau stop rilis,” sambungnya.

Para penggemar dunia Marvel dijamin betah berlama-lama melihat koleksi para superhero Marvel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com