Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"SUCI 7" Lebih Matang

Kompas.com - 14/05/2017, 15:47 WIB

Dia menjelaskan, wabah drama Korea menjangkiti gadis-gadis Papua. Mereka pun terpengaruh mengikuti gaya para bintang film itu. Ini yang membuat Mamad risi.

"Tidak usah gaya-gayaanlah. Rambut dipirang-pirang. Kulit sudah hitam, rambut pirang. Dikira brownies keju."

Begitu dia menyebut "brownies keju", penonton tak tahan untuk tidak tertawa. Sebab, Mamad berhasil menghadirkan deskripsi yang sangat komikal.

Sebenarnya dia mengirim kritik untuk banyak orang yang bergaya meniru orang tanpa tahu diri.

Dia sedang mengajak kita untuk menertawakan diri sendiri yang memang kerap meniru secara membabi-buta.

Itu diperkuat dengan deskripsi betapa anak-anak Papua tidak hanya meniru cara berpakaian dan gaya rambut. Bahwa aksen bicaranya pun mulai berbau Korea.

"Bahasa mereka ikut-ikutan, Papua logat manja-manja kayak Korea. Kacau-kacau," ujarnya sembari mengucapkan beberapa kalimat Papua berlogat Korea manja-manja.

Kematangan Mamad terlihat juga pada show 10 besar. Ketika durasi masih tersisa sementara kehabisan bahan, dia memperpanjang dialog di dalam bit-nya.

Memang sebagian dari dialog itu tidak penting secara substansial, tetapi menyelamatkan dia memenuhi durasi. Sebab, durasi menjadi salah satu penilaian bagi para finalis.

Stabilitas
Akan tetapi, Mamad dan Coki perlu mewaspadai Didi, yang meskipun kalem, tetapi menyimpan bit-bit mematikan.

Didi memarodikan hidupnya sebagai orang miskin yang penuh derita, dia seperti mewakili jutaan orang miskin lain.

Ketika berbicara tentang film, misalnya, dia mengkritik betapa film-film itu begitu absurd menampilkan peran orang miskin.

Kerap kali muncul cerita orang miskin yang dianiaya orang kaya. Tujuannya untuk menciptakan drama. Bagi Didi, adegan ini sebenarnya tidak perlu.

Sebab, "Tanpa orang jahat pun, hidup orang miskin sudah dramatis. Dalam seminggu saja ada teman kawinan, kita mah merasa dibegal. Bayangin saja, 50.000 satu amplop. Kali tiga 150.000. Duit buat cicilan kasur ilang," tuturnya.

Juri SUCI 7, Indro Warkop, mengatakan, selama menjadi juri SUCI, baru kali ini dia mendapatkan finalis-finalis yang perkembangannya sangat pesat dan kemampuan merata.

Baca juga: Indro Warkop Mencari Bakat Komika yang Murni

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com