JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Jay Subyakto mengaku sempat takut ketika produser Sheila Timothy memintanya menggarap film dokumenter Banda The Dark Forgotten Trail.
"Jujur saya takut banget sebenarnya bikin film," ujar Jay dalam jumpa pers di XXI Plaza Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2017) malam.
Jay, yang dikenal sebagai penata artistik itu, merasa takut karena ia sudah 13 tahun tidak terlibat dalam sebuah produksi film.
"Sebenarnya saya karena enggak laku, enggak ada yang nawarin ha-ha-ha. Mau bikin sendiri enggak bisa. Lalu 2016 dihubungi sama Sheila dan diminta bikin film dokumenter. Di situ saya taku, tapi wah siapa lagi yang akan tawari," ujar dia.
Berangkat dari hal itulah akhirnya lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu menerima tawaran untuk menguak sejarah Kepulauan Banda, Provinsi Maluku.
"Akhirnya saya mau melakukan, tapi saya bilang ke Sheila jangan lihat referensi film dokumenter yang sudah dilihat. Tapi, izinkan saya membuat sesuatu yang baru dan enak dilihat," kata dia.
Jay pun mempelajari hasil riset yang sudah dilakukan oleh para pakar sejarah. Pada tahun 2016, ia berangkat ke Banda untuk mulai mengambil gambar.
Ia mengandeng penulis skenario Irfan Ramli yang terlibat dalam beberapa film seperti Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Surat dari Praha, dan Filosofi Kopi 2: Ben & Jody itu.
Berada di Banda selama beberapa pekan, Jay ditemani oleh fotografer Ipung Rachmat Syaiful dan tiga kamerawan Oscar Motuloh dan Davy Linggar serta beberapa kru lainnya.
Editing ditangani tiga orang sekaligus, yakni Aline Jusria, Cundra Setiabudhi, dan M Syauqi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.