Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Hasil Kolaborasi 12 Perupa Lokal di Jogja Galeri

Kompas.com - 02/08/2017, 21:30 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

Menurut dia, banyak dari anggota paguyuban yang lekat berproses membuat karya seni cenderung menghasilkan sebuah karya dengan memiliki kedalaman makan dan mengandung filosofi kehidupan lokal.

Kurator pameran lainnya, Alex Tmt, mengatakan bahwa karya Paguyuban Sidji merupakan hasil karya perupa yang tidak memiliki latar belakang seniman. Menurut dia, para perupa yang tergabung di Paguyuban Sidji itu terbentuk karena lingkungan dan otodidak.

"Mereka tidak sekolah seni, ada juga yang lulusan di bidang umum, bahkan ada yang hanya tamat SMA. Pekerjaan mereka juga beragam, ada tukang las, perajin batik, sampai ibu rumah tangga. Pameran ini diselenggarakan untuk menunjukkan energ kreatif karena seni itu milik bersama," tutur Alex.

Seperti halnya lukisan hasil kolaborasi 12 perupa. Menurut dia, perupa karya seni itu memiliki teknik dan gaya berbeda ketika menuangkan cat di atas kanvas. Namun, keragaman yang biasanya menimbulkan gesekan di dalam pemikiran itu justru melahirkan karya visual yang unik dan menarik.

"Lukisan hasil kolaborasi itu itu menggambarkan landscape Imogiri dari persepktif perupa yang lahir atau pernah tinggal di sana," ucap Alex.

"Kami juga mencoba menampilkan karya estetik visual yang tetap ada nilai guyubnya walau ada teknik yang berbeda," kata Alex seraya menyebut proses pembuatan karya tersebut menghabiskan waktu selama dua minggu.

Alex mengatakan, poin penting dari pameran tersebut pihaknya ingin menyampaikan banyaknya karya seni yang disajikan di Jogja Galeri itu juga tak lepas dari proses. Sebab, kata dia, didapatnya 'wangsit' juga tidak hanya diperoleh dalam satu sampai dia malam melakukan tapa di lokasi-lokasi sakral.

"Proses mendapatkan ilham atau wangsit ini didapat dari malam-malam yang sudah kita lalui sSebelumnya," tutur Alex.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com