Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Saat Kekuatan Media Sosial Menggusur Arti Selebritas

Kompas.com - 08/08/2017, 07:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Lalu darimana mereka mendapatkan informasi? Dari internet lewat smartphone dan berbagai macam fitur media sosial

Generasi X dan Y sebelum adanya terpaan internet, sesungguhnya dalam mengonsumsi informasi dari media memiliki pola dan siklus yang relatif stabil. Jam tayang utama atau prime time bagi generasi ini pada pagi hari jam 07.00 – 09.00 WIB dan di sore hari pada pukul 19 – 22.00 WIB.

Ternyata situasi ini ini tidak berlaku bagi generasi Z, karena prime time menjadi tidak terlalu ada batasan waktu yang sangat tegas. Meski ada kajian yang menyampaikan bahwa prime time di media sosial dibagi tiga: pagi, siang, dan malam.

Namun sesungguhnya prime time bagi generasi Z terjadi sejak smartphone dipegang dan dinyalakan. Terlebih data Hootsuite menunjukan bahwa hampir 62 persen orang mengunjungi jejaring sosial menggunakan smartphone, sisanya 16 persen dari komputer dan tablet yang hanya 6 persen.

Dalam mengonsumsi berita lewat media pada umumnya, generasi Z dan Y ada beberapa media rujukan utama (mainstream) sebagai sumber referensi utama. Darinya mereka mengambil informasi dan mengambil kesimpulan tentang sebuah kejadian.

Namun bagi generasi Z, sumber informasi utama tidak lagi bermakna tunggal dan melulu berbasis media. Informasi dapat diterima dan disebarluaskan bukan hanya dari media utama, namun juga dari selebritas atau gate keepers yang dianggap memiliki akses terhadap informasi utama.

Semisal, seorang yang berkerja di institusi tertentu dengan kewenangannya dapat membagi pesan kepada orang lain berbekal akun medsos yang dimiliki. Bisa juga seorang yang kuliah di luar negeri, melakukan reportase dengan format vloging secara swavideo terkait kejadian dan berita tertentu.

Karenanya saat ini narasumber berita tidak lagi orang, namun juga akun resmi orang tersebut di media sosial yang terverifikasi ataupun tidak. Bukankah kita sering temukan bahwa seorang selebritas dijadikan objek berita, saat dirinya mengunggap gambar atau video terkait kehidupan pribadinya yang bernilai berita.

Memetakan transformasi

Penulis secara empirik dalam beberapa kali kesempatan melakukan observasi sederhana dan survei "kecil-kecilan" di ruang kuliah. Kepada mahasiswa, penulis sering bertanya bagaimana cara mereka mendapatkan informasi atau berita.

Pada umumnya mereka menjawab mendapatkannya dari media sosial. Jikapun mereka lihat televisi, tak jarang itupun dari rekaman yang tersedia di media sosial.

Mereka mendengarkan radio dari sharing aplikasi jejaring obrolan media sosial dan jarang membaca media cetak karena sudah ada di media online (e-paper).

Generasi Z ini jumlahnya cukup banyak, hal ini diteguhkan dengan lansiran data dari New York Post, David Stillman, salah satu penulis “Gen Z @ Work: How the Next Generation is Transforming the Workplace”, mengatakan, populasi generasi Z saat ini sudah mencapai 72,8 juta orang.

Baca juga: Jokowi Unggah "Vlog" bareng Presiden Erdogan

Data tersebut terbagi dalam berbagai cluster  atau dalam analisis jaringan komunikasi dikenal dengan nama "klik". Bersamaan dengan itu, tumbuhlah beragam minat yang lebih spesifik didukung dengan semakin mudahnya akses terhadap internet.

Dalam jumlah yang massif hadirlah "virtual common sense". Dari itu semua itu kemudian muncullah idola dan selebritas baru yang keluar dari "patron" media mainstrem, yang di-subscribe dan di-follow oleh ribuan bahkan jutaan virtual account.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com