Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Aktor Terbaik, Slamet Rahardjo Malah Disuruh Buang Sampah

Kompas.com - 25/09/2017, 11:58 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor kawakan Slamet Rahardjo punya pengalaman unik setelah meraih Piala Citra sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik untuk film Ranjang Pengantin pada 1975.

Ini ia sampaikan dalam diskusi "Setelah Teguh Karya" di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

"Waktu itu saya dapat Best Actor. Terus saya pulang sambil bawa piala, Pak Teguh lagi nulis. Terus dia cuma bilang gini 'Buang tuh sampah, bau, gue enggak bisa kerja'," kata Slamet.

Melihat sikap tak acuh gurunya di Teater Populer itu, Slamet yang tadinya sangat bahagia dan bangga menggenggam trofi penghargaan seketika heran.

Ia kecewa karena bukannya memuji atau mengucapkan selamat, Teguh malah menyuruhnya membuang sampah. Terlebih Teguh adalah sutradara film Ranjang Pengantin.

Sutradara Teguh KaryaKOMPAS/ARYA GUNAWAN Sutradara Teguh Karya
"Dalam hati saya bilang, 'Wah nih orang, saya dapat Best Actor tapi disuruh buang sampah'. Emang biasanya saya yang buang sampah, tapi malam itu aku jadi Best Actor kan. Eh, tiba-tiba disuruh buang sampah sama Pak Teguh," kata Slamet.

Meski begitu, ia tak dapat menolak perintah Teguh, Slamet ditemani rekannya aktris Riantiarno akhirnya mendorong gerobak sampah. Sepanjang jalan, Slamet terus menggerutu dan meluapkan kekesalannya terhadap Teguh.

"Ratna Riantiarno bilang 'udah kita kan tidur makan di Teater Populer, terima saja'," ujar Slamet.

Tak lama, beberapa tetangga yang melihatnya membuang sampah menghampiri Slamet dan membanjirinya dengan pujian.

[Baca juga: Kata Slamet Rahardjo, Teguh Karya Juga Pernah Bodoh Bikin Film ]

"Mereka bilang 'wah rendah hati sekali Best Actor masih buang sampah, hebat'. Tiba - tiba orang memuji-muji saya justru, 'wah kamu hebat rendah hati besar jiwa'. 'Oh my God, kok beda banget sama yamg aku pikir tadi?'," kata Slamet.

Setelah itu, ia buru-buru pulang lalu langsung mencium tangan Teguh Karya.

[Baca juga: Peraih Lifetime Achivement FFI 2015 Kenang Pertengkaran dengan Teguh Karya]

"Saya pulang, saya bilang 'Pak Teguh mana tangannya (mau sungkem), ternyata saya naik pangkat'. Yang tadinya saya enggak ngerti makna di balik itu kan. Makanya aku datang ke Pak Teguh. 'Pengin cium tangan lu, ternyata gue naik pangkat, tadinya pengin nyekek lu, ternyata enggak'. Nah itu, mungkin naluri guru ya he he he," ucap Slamet.

[Baca juga: Dewi Yull Ungkap Sisi Lain Teguh Karya]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com