Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keroncong bagai Nafas Hidup Endah Laras

Kompas.com - 24/03/2018, 18:52 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

SOLO,KOMPAS.com - Bagi para penggemar musik keroncong, nama Endah Laras sudah tak asing lagi di telinga. Kiprahnya dalam bidang tarik suara memang sudah tak dapat diragukan lagi.

Di temui usai tampil dalam acara Parkiran Jazz di Balai Soejatmoko, Solo, pada kamis (22/3/2017), wanita yang juga bermain dalam film Soegija ini mengakui bahwa musik keroncong telah menjadi "nafas" dalam hidupnya.

"Saya suka mempelajari berbagai jenis musik. Tapi, karena saya sudah sering membawakan keroncong jadi saya lebih dikenal sebagai penyanyi keroncong. Keroncong sudah jadi nafas saya. Saya enggak bisa kalau disuruh ninggalin musik keroncong," kata wanita kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah ini.

"Sebenarnya, apapun jenis musiknya kalau kita bisa menikmatinya semuanya enak. Meski lagunya keroncong, mau diiringi jazz, dangdut atau rock pun semuanya pasti enak, paling cuma berberda rasa. Ini meskipun saya tadi tampil diiringi oleh musik jazz tapi lagu yang saya bawakan tetap keroncong, jadi ada sentuhan tardisionalnya," tambahnya.

Pemilik nama lahir Endah Sri Muwarni juga berpendapat bahwa tak ada jenis musik yang sulit bagi dirinya. Menurut dia, apapun jenis musiknya asalkan serius dan fokus mempelajarinya pasti akan terasa mudah.

"Saya tidak pernah merasa ada kesulitan dalam mempelajari berbagai jenis musik. Mungkin saya tidak bisa menyayikan lagu jazz seperti Indra Lesmana. Tapi, saya tetap mau belajar," ujar dia.

Meskipun telah dikenal sebagai penyanyi keroncog andal, Endah Laras mengaku bahwa dirinya juga menemukan tantangan besar saat mempelajari musik keroncong untuk pertama kalinya. Namun, kakak kandung dari penyanyi Sruti Respati ini mengaku sangat mencintai tantangan.

"Keroncong pun jadi tantangan ketika saya pertama kali mempelajarinya karena basic saya kan kesenian tradisional Jawa. Bapak saya dalang dan ibu saya penari jadi saya sudah berkecimpung dalam dunia seni sejak lama," papar wanita berkulit putih ini.

Wanita ini juga mengaku bahwa sejak kecil ia sudah menanamkan dalam pikirannya untuk bisa sukses dalam dunia tarik suara. Ia juga bercerita bahwa perkenalannya dengan dunia keroncong ini berkat jasa seorang sopir truk.

"Kalau bakat menyanyi dari kecil sudah ada. Cuma yang membawa saya untuk berkenalan dengan dunia keroncong ini adalah seorang sopir truk yang saya sewa saat mau pindahan dari Jakarta ke solo," papar wanita berkulit putih tersebut.

Baca :"Pak, Ini Aku Sudah Buat Puisimu Jadi Lagu..."

Selepas lulus SMA di Jakarta pada tahun 1995, Endah Laras memutuskan untuk kembali ke Solo. Usai mengemasi seluruh barangnya, ia memutuskan untuk mandi. Sebagaimana kebiasaan yang telah lama ia lakukan, Endah selalu bernyanyi ketika sedang mandi.

Saat itulah sopir truk tersebut memaksanya untuk bernyanyi dalam acara hajatan yang ia selenggarakan. Mendengar lantunan merdunya, sang sopir langsung memintanya untuk menyanyi keroncong pada acara pernikahan anaknya.

Awalnya, ia menolak permintaan sang sopir. Namun, karena terus dipaksa, Endah pun akhirnya menyetujui permintaan sopir tersebut. Dalam acara hajatan tersebut Endah menyanyikan lagu "Yen Ing Twang Ana Lintang" yang dipopulerkan Ratu Keroncong Waldjinah.

Penampilannya yang memukau membuat grup orkes keroncong yang mengiringinya mengajak untuk bergabung. Sejak saat itulah, Endah Laras berhasil meraih kesuksesan dalam dunia musik keroncong.

Bahkan, pada awal 2017 lalu ia berhasil tampil membawakan lagu keroncong dalam forum ekonomi dunia World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com