Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sahrul Gunawan Berurusan dengan Kepala Desa yang Tamak

Kompas.com - 19/04/2018, 15:35 WIB
Irfan Maullana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Azan subuh terdengar dari kejauhan beriringan dengan turunnya dingin pagi. Suara pintu-pintu penduduk desa Banyumudal berderit diselingi suara pelan percakapan. Pertanda aktifitas penduduk desa yang berada di kaki gunung Slamet itu dimulai.

Berjajar para wanita bertopi caping terbuat dari bambu, mereka berjalan menuju perkebunan teh yang menghampar luas. Pagi itu, sekitar sepuluh wanita dengan bakul di pundaknya, tak hendak bekerja seperti biasanya.

"Kami mau ikut shooting film Sumpah," ujar seorang ibu di antara mereka dengan rona malu-malu.

Wanita-wanita yang berusia di atas tiga puluhan itu tersenyum, melanjutkan perjalanannya.

Baca juga : Sahrul Gunawan Akan Beribadah Umrah Akhir Tahun Ini

Di lokasi perkebunan teh milik PTP Nusantara IX Semugih itu, beberapa kru membenahi lokasi dan menyiapkan perlengkapan shooting.

"Kami sengaja shooting supaya mendapatkan gambar saat–saat matahari muncul pagi ini," ujar sutradara Hasto Broto.

"Ibu-ibu sebagai ekstras dalam film ini. Tidak mudah karena mereka tidak sekadar memetik teh, tapi ekpresi natural ketika mereka memetik teh harus dapat. Karena berbeda ketika mereka bekerja dengan ada kamera," tutur Hasto Broto yang cukup cekatan membujuk dan mengajak mereka yang asli orang desa untuk bermain film.

Film Sumpah produksi Ganesha Gema Film ini mengambil lokasi shooting sepenuhnya di sekitar Pemalang Selatan, Slawi dan Tegal. Proses shooting direncanakan akan memakan waktu sekitar 15 hari.

Film yang dibintangi Sahrul Gunawan sebagai Akbar, Sylvia Fully sebagai Mirna, dan Ibu Akbar bernama Pertiwi diperankan Neno Warisman, bercerita tentang kepala desa bernama Gondo, yang melanggar sumpah jabatannya, tidak amanah, bekerja sama dengan para penjahat untuk memperkaya diri.

Baca juga : Ada yang Tak Merestui Sahrul Gunawan Menikah Lagi

Meski ayahnya jahat Mirna kesehariannya menjadi mengajar menari ingin membangkitkan remaja desanya untuk lebih berguna dengan mendalami seni tari Topeng Endel.

Mirna berpacaran dengan Akbar, pemuda yang saleh namun berani melawan kebijakan Gondo dan antek-anteknya yang menyengsarakan rakyat.

"Saya mendalami peran ini dengan mempelajari bagaimana menjadi wanita Jawa yang berpenampilan lembut namun punya daya juang yang keras," ujar Sylvia Fully yang ditemui di lokasi shooting.

"Sementara saya, kan orang Sunda. Dialeknya harus seperti Jawa Tegal, tapi jangan kelihatan lucu kalau bicara," ujarnya.

Sementara Sahrul yang sudah cukup lama tidak main film, beruntung mendapatkan peran sebagai Akbar.

"Saya memang suka dengan tokoh dan cerita film ini. Selain tokohnya bijaksana tetapi punya prinsip ketika berhadapan dengan perbuatan yang bathil atau jahat," ujar aktor disapa Kang Alul ini.

Baik Sahrul maupun Sylvia mengakui sudah membangun chemistry sebagai pasangan main yang dalam cerita film Sumpah ini mereka berpacaran.

"Itu yang membuat saya lebih mudah mengarahkan untuk detail adegannya," ujar Hasto Broto, yang baru saja menyelesaikan filmnya yang berjudul Kasinem Is Coming yang akan tayang akhir bulan ini.

Baca juga : Sahrul Gunawan: Mending Jadi Bujang daripada Duda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com