Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venom: Brutal, Ambisius, dan Humoris

Kompas.com - 04/10/2018, 13:59 WIB
Tri Susanto Setiawan,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "We are Venom". Kalimat itu diucapkan oleh karakter monster berwarna hitam yang menyeramkan. Ia adalah symbiote berwarna hitam yang bersemayam pada inangnya, Eddie Brock, yang diperankan oleh Tom Hardy.

Venom adalah film spin-off dari cerita semesta Spider-Man atau biasa disebut Spiderverse. Venom adalah karakter anti-hero yang membenci superhero Spider-Man.

Dalam film arahan sutradara Ruben Fleischer ini, Venom bercerita tentang seorang jurnalis bernama Eddie Brock yang melakukan liputan investigasi terhadap Life Foundation, yayasan yang dipimpin oleh Carlton Drake (Riz Ahmed).

Eddie mencurigai ada praktik terlarang di yayasan tersebut. Keputusan Eddie mengungkap praktek tersebut malah membuatnya dipecat. Eddie putus asa dan terluntang-lantung.

Suatu waktu Eddie bertemu dengan Dora Skirth (Jenny Slate), ilmuan yang bekerja di Life Foundation. Eddie menyelinap ke laboratoriun Life Foundation untuk menyelidiki lagi dan tanpa disengaja symbiote berwarna hitam bersemayam di tubuhnya sebagai inang.

Karakter Venom sebenarnya sudah masuk dalam film keluaran Sony Pictures. Dalam film Spider-Man 3 dengan pemeran utama Tobey Maguire, Venom -diperankan Topher Grace- sudah muncul.

Dibandingkan dengan Topher Grace, Tom Hardy dinilai lebih pas memerankan Eddie Brock/Venom. Tom Hardy menjadi bagian paling menarik sepanjang film meski tidak terlalu wah.

Dua karakter Eddie Brock dan Venom dilahap cukup baik oleh Tom Hardy dalam satu tubuh yang saling terikat.

Sebagai seorang jurnalis investigasi, Eddie Brock digambarkan terlalu terburu-buru dan tidak memiliki pemikiran yang matang. Sebagai Venom, ia mampu memperlihatkan kebrutalan.

Dialog sederhana, bahkan komedi receh saat Eddie Brock dan Venom berinteraksi mampu mengocok perut penonton. Di sini, Tom Hardy seperti sudah fasih berkomedi slapstick.

Di film ini juga dikuak bagaimana Venom, yang awalnya jahat bisa menjadi baik setelah menjadikan Eddie Brock sebagai inangnya.

Di sini digambarkan tidak semua anti-hero adalah penjahat yang benar-benar jahat.

Yang menjadi pertanyaan adalah apa motif Carlton Drake lewat yayasannya meneliti symbiote tersebut?

Sayangnya film ini tidak gamblang menjelaskan bagaimana symbiote itu bisa datang ke bumi. Fleischer sepertinya menyembunyikannya untuk film-film selanjutnya.

Sedangkan jika melihat sisi visual efek dan sinematografi, film-film besutan Sony Pictures sudah tidak diragukan lagi. Memuaskan. 

Film Venom sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 3 Oktober 2018 ini.

Baca juga: Venom Tampilkan Dua Adegan Penting di Akhir Film

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com