TUJUHPULUH MENIT berada “di dalam” pertunjukan Teater Vocarium & Teater Amarta, Yogyakarta, yang mementaskan lakon “Suara-Suara” sungguh menakjubkan.
Lakon yang disadur Christyan AS dari “Nyanyian Angsa” karya Anton Chekov, itu disutradarai sendiri oleh Christyan AS yang juga menjadi pemeran utamanya.
Dibantu aktris Nunung Deni Puspitasari, Andy Wahyudi Tuangke, Rizal Eka, Helmifu, dengan iringan musik cello Justitias Jelita dan organ tunggal Agus Umbu, pementasan dibuka dan dilanjutkan dengan sejumlah kejutan.
Lokasi pementasan "Suara-Suara" bukan di atas panggung, bukan pula di gedung pertunjukan, melainkan di dalam sebuah rumah kosong yang lama ditinggalkan penghuninya.
Para calon penonton yang menanti saat pementasan dengan bayaran sukarela, itu tampak jongkok atau duduk di teras dan di rumputan, di halaman luar, menikmati suguhan kopi teh dan jajan pasar.
Tiba-tiba pintu garasi yang semula tertutup pintu besi dibuka dari dalam. Dari garasi terdengar musik dangdutan dan jogedan. Para pemain dan kru pementasan memanggil para penonton agar masuk ke dalam garasi untuk ikut berjoget bebas. Christyan yang berkostum badut dan Nunung, berimprovisasi saling memperkenalkan diri sekaligus berkenalan dengan hadirin yang jumlahnya dibatasi hanya 15 orang, mengingat ruangan yang sempit.
Usai berhuraria, hadirin diajak memasuki ruang tamu dari dalam pintu garasi. Ruang tamu gelap. Hanya ada iringan musik. Para penonton bebas duduk lesehan di mana saja. Lalu dalam kegelapan para pemain masuk membuka adegan. Di tengah kegelapan tampak bayangan tokoh utama, sang badut, yang mendengkur dan kemudian meracau karena mabuk. Beberapa pemain masuk dengan lampu senter masing-masing yang warna-warni, melakukan pelbagai gerak sambil memainkan cahaya senter mengelilingi ruang yang ternyata berisi dipan berkasur yang di atasnya si badut tengah tidur mendengkur. Lalu musik dan suara-suara terdengar. Para pembawa senter bergerak keluar masuk sejumlah pintu kamar dan ruangan di dalam rumah itu. Termasuk dapur dan kamar mandi.
Badut yang kemudian sadar lalu menyalakan lampion karena lampu kamar mati. Dan itu ternyata menggambarkan ruang rias di samping panggung pertunjukan. Lampu kecil di dinding dan di atas plafon menyala. Di dalam kesetengahgelapan itulah kita tahu bahwa si badut VASILI SVIETLOVIDOFF (Christyan AS) adalah aktor tua 68 tahun yang kesepian setiap kali gedung pertunjukan ditinggalkan penonton. Keluhan, derita, kesunyian, dan kesendirian aktor yang selalu dieu-elukan di atas panggung tapi di dunia nyata dikucilkan dan tidak dikehendaki oleh siapa pun itu - bahkan tidak ada anak dan istri - terdengar parau dan menyedihkan. Ia hanya sesekali ditemani perempuan tua, juru bisik panggung, NIKITA IVANITCH (Nunung Deni Puspitasari).
Pelbagai kenangan dan kejayaan yang diingatkan Nikita mampu membuai dan menghibur Vasili. Ia pun mereka-ulang sejumlah adegan pelbagai lakon masa lampau yang pernah mereka tampilkan. Sampai tiba-tiba mereka kehilangan kostum dan properti yang mereka cari. Vasili lari ke garasi, Nikita masuk ke ruang lain. Penonton ditinggalkan di ruang tamu. Hanya terdengar suara percakapan Vasili dan Nikita yang berada di ruang berbeda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.