Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Tur Amerika Serikat, AK//47 dari Semarang Rilis "Loncati Pagar Berduri"

Kompas.com - 07/12/2018, 13:01 WIB
Irfan Maullana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Grup musik cadas dari Semarang, AK//47, merilis album ketiga bertajuk Loncati Pagar Berduri. Album ini dijejali 13 komposisi grindcore dengan topik distopia dan aneka dekadensi akal sehat dalam masyarakat modern.

"Di album terbaru ini adalah respons terhadap kejadian-kejadian di bumi nusantara, kaum LGBTQ ditangkap, tempat ibadah diserang, komoditas hoax di media sosial serta isu rasisme dalam kepentingan politik. Itu adalah sebagian dari adaptasi kemarahan yang afdol dalam musik grindcore kami," ujar vokalis dan gitaris AK//47 Garna Raditya dalam email yang dikirim kepada Kompas.com, Kamis (6/12/2018).

Bersama Novelino Adam (bas, vokal) dan Yogi Ario (drum), formasi ini merampungkan rekaman di Girez Studio, Semarang. Proses kreatif itu berlangsung seiring dengan isu imigran, chauvinisme, fasisme, homophobia yang termaktub dalam lagu-lagunya yang seluruhnya memakai bahasa Indonesia, seperti "Bebas Berkelamin", "Menggugat Manusia!", "Grinkor Petir!", "Ayat untuk Menyayat", "Kepada Bunga yang Masih Tumbuh di Beton", "Botol, Bensin dan Mawar Untukmu" dan lainnya.

Baca juga: Rock in Solo 2015, Melawan Rasisme dengan Musik Cadas

Dikemas dalam kemarahan gerinda punk yang beringas dan progresif yang dirilis oleh Lawless Jakarta Records (CD) dan Disaster Records (kaset). Tak lepas pula pengaruh nuansa grindcore 90-an seperti Discordance Axis, 324 dan hardcore ala Disrupt dan Totalitar.

Setelah merilis album kedua Verba Volant, Scripta Manent pada 2016 lalu yang mendapatkan 20 album terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia tersebut, Garna pindah ke Amerika Serikat sebagai imigran dan melanjutkan karier musiknya di Oakland, California (CA).

Ide menggerakkan kembali AK//47 mulai dilakukan pada September 2017 lalu dengan bergabungnya Damian Talmadge (Violent Opposition, ex-Lack of Interest) pada bas dan Mark Miller pada drum (ex-Anisoptera) sebagai personel tambahan.

Bergabungnya dua wajah baru ini bertujuan untuj melangsungkan tur AS agar tidak terhalang urusan imigrasi dan tiket penerbangan. Praktis, AK//47 memiliki babak baru di AS yang disebut-sebut sebagai band grindcore Indonesia yang melangsungkan tur terpanjang di AS.

Dengan segala upaya, AK//47 mewujudkannya pada tur pertama pada 20 April-1 Juni 2018. Berlangsung di West Coast dengan total 23 kota di negara bagian California, Washington, Oregon, Utah, Idaho dan Montana.

Belum lama ini AK//47 merampungkan tur kedua, mulai dari negara bagian Oregon, Idaho, Utah, Colorado, Kansas, Missiouri, Maryland, New York, Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Minnesota, North Dakota, Montana, Washington, dan California.

Tur tersebut dilangsungkan bersama unit grind/powerviolence, Violent Opposition (Oakland, CA) mengitari AS di 21 kota dari West Coast ke East Coast pada 16 Oktober-17 November 2018 dan mengakhiri turnya di San Fransisco, CA.

Selama delapan kota pertama, tur berlangsung bersama grup grindcore legendaris Antigma asal Polandia, Rottenness (Meksiko), serta beberapa pertunjukan dengan Cognizant (Dallas, Texas).

Adapun setelah merilis video musik singel bertajuk "Lempar Petasan ke Podium" pada Juli lalu, AK//47 juga sedang mengerjakan video dokumenter dari perjalanan tur 45 pertunjukan pada 41 kota di AS tersebut.

"Dokumenter ini sebagai selebrasi 20 tahun AK//47 di tahun 2019, sekaligus upaya mengarsipkan awal perjalanan kami hingga saat ini,"
ujar Garna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com