Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Prihatin Jadi Motivasi Erwin Gutawa Bikin Sekolah Musik

Kompas.com - 01/04/2019, 18:58 WIB
Andika Aditia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komponis Erwin Gutawa mengaku, bahwa sekolah musik yang ia dirikan dilandasi rasa prihatin dan juga keyakinan atas masa depan musik di Indonesia.

Erwin beranggapan, dengan membuka sekolah musik bisa membantu potensi musik Tanah Air semakin kompetitif dan sehat.

Hal tersebut dipaparkan oleh Erwin dalam sebuah diskusi bertajuk "Tumbuhkan Nalar Kritis Lewat Musik" di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).

"Ketika berkegiatan sebagai musisi kemudian cukup lama saya, pasti banyak proses ketemu orang, bikin konsep, kenapa saya bikin sekolah musik? ada dua, antara keprihatinan dan keyakinan," ucap Erwin.

Baca juga: Erwin Gutawa Siap Tampilkan Mahakarya Melly Goeslaw, Dewiq, dan Dee Lestari di Konser Salute

Menurut ayah Gita Gutawa ini, rasa prihatin itu timbul karena dunia musik Indonesia tak berkembang dengan semestinya dan hanya terpaku pada musik-musik diatonik.

Padahal, musik-musik tradisional dengan instrumen musik khas adat tertenyu juga sangat menarik untuk dikembangkan.

"Keprihatinan itu karena harusnya Indonesia lebih hebat potensi seni budayanya. Macam-macam suku bangsa, etnis, dan sebagainya, kok kayak enggak kelihatan, itu prihatin," ungkap Erwin.

Namun, atas dasar itu pula dirinya yakin bisa memberi sebuah kontribusi dari apa yang ia miliki untuk memajukan dunia musik Tanah Air.

"Keyakinan (mendirikan sekolah musik) adalah karena potensinya dahsyat banget, saya menemukan bakat anak-anak, saya mencoba berkontribusi yang mudah-mudahan bisa menjawab kepentingan-kepentingan keyakinan saya terhadap begitu hebatnya potensi Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Reza Rahadian Rahasiakan Keterlibatannya dalam Konser Salute Erwin Gutawa

Komponis berusia 56 tahun ini berpandangan bahwa musik bukan hanya sekadar bunyian dari sebuah instrumen, melainkan sebuah unsur kebudayaan yang berperan besar atas perkembangan peradaban suatu masyarakat.

"Kalau kata Plato; 'Saya akan mengerjakan tiga mata pelajaran ilmu pengetahuan, musik, filsafat, dan fisika, tapi yang paling penting adalah musik, karena musik mewakili semuanya," ucap Erwin.

Ke depannya, Erwin berharap musik bisa menjadi salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan Indonesia sejak dini.

Sehingga, anak-anak Indonesia bisa belajar dan memiliki literasi soal musik yang baik.

Apalagi, kata Erwin, musik memberi dampak yang sangat positif.

"Kenapa musik enggak dijadikan satu kegiatan yang sejajar dengan ilmu pengetahuan yang lainnya? Esensinya padahal musik itu bisa membuat orang terampil, ketimpangan otak kanan dan kirinya bisa seimbang," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau