Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arswendo Atmowiloto, dari Penjaga Sepeda, Pemungut Bola, hingga Menjadi Sastrawan

Kompas.com - 19/07/2019, 18:41 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sastrawan Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pukul 17.50, Jumat (19/7/2019).

Arswendo berpulang di rumahnya karena sakit yang dideritanya selama ini.

Berikut perjalanan Arswendo hingga dikenal sebagai seseorang yang berdedikasi sebagai wartawan dan sastrawan.

Mengutip situs Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (19/7/2019), Arswendo Atmowiloto lahir dengan nama Sarwendo.

Baca juga: Sastrawan dan Wartawan Senior Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia

Pria kelahiran 26 November 1948 ini mengubah namanya menjadi Arswendo lantaran dianggap kurang komersial dan tidak terkenal.

Kemudian, ia menambahkan nama ayahnya, Atmowiloto, sebagai kata kedua pada namanya.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Kanker Prostat

Arswendo meninggalkan seorang istri, Agnes Sri Hartati, yang dinikahinya pada 1971.

Dari penikahannya, ia dikaruniai tiga orang anak, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara.

Perjalanan karir

Arswendo pernah menempuh pendidikan di Fakultas Bahasa dan Sastra di IKIP Solo, meski tidak diselesaikan.

Ia juga pernah mengikuti program penulisan kreatif di Lowa University, Amerika Serikat.

Setelah itu, ia mulai bekerja di pabrik bihun dan pernah pula di pabrik susu.

Penulis naskah drama Keluarga Cemara ini juga pernah menjejaki profesi sebagai penjaga sepeda dan pemungut bola di lapangan tenis.

Awal karirnya di bidang sastra baru dimulai pada tahun 1972, saat ia menerbitkan cerita pendek (cerpen) pertama berjudul Sleko. Cerita ini dimuat di Majalah Mingguan Bahari.

Karya-karyanya dimuat dalam berbagai media massa, antara lain Kompas, Sinar Harapan, Aktual, dan Horison.

Tak hanya itu, dia pun juga dikenal sebagai penulis novel. Tulisannya sering dianggap bernada humoris, fantastis, spekulatif, dan gemar bersensasi.

Selain menulis, Arswendo juga aktif sebagai pemimpin di Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah.

Arswendo pernah bekerja sebagai konsultan penerbitan di Subentra Citra Media pada tahun 1974-1990, kemudian Pemimpin Redaksi Majalah Hai.

Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai pengarah redaksi Majalah Senang tahun 1998.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com