YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Putri sastrawan Pramoedya Ananta Toer, Astuti Ananta Toer berharap film Bumi Manusia berdampak positif terhadap karya sastra sang ayah.
Adapun, film Bumi Manusia diadaptasi dari novel yang berjudul sama karya Pramoedya Ananta Toer.
"Setelah film ini beredar, kami berharap dapat memperkenalkan Pram kembali dan bisa jutaan (orang yang mengenal Pram dan karyanya)," kata Astuti di Desa Gamplong, Yogyakarta, Selasa (13/8/2019).
Baca juga: Hanung Bramantyo: Target Saya Film Bumi Manusia Tak Cederai Novelnya...
Astuti dan keluarganya pernah melewati masa-masa sulit, terutama ketika karya Pram diberangus.
Pada tahun 1966, karya Pramoedya diberangus.
Pramoedya tak putus asa. Ia memaksakan diri untuk menerbitkan kembali karyanya pada tahun 1980.
Baca juga: Sri Sultan HB X Maknai Nilai-nilai dalam Film Bumi Manusia
Namun sayang, pada tahun 1981, karyanya kembali diberangus pemerintah.
Saat itu, Astuti dan keluarga mencoba memperkenalkan Pram dan karya-karyanya dari satu sekolah ke sekolah lain, dari satu universitas ke universitas lain.
"Ternyata kurang efektif. Mungkin pada saat kita bicara itu (Pramoedya) yang dapat mengetahui hanya ratusan (orang) saja," ujar Astuti.
Baca juga: Pujian untuk Bumi Manusia dan Puncak Karier Hanung Bramantyo
Pihaknya ingin masyarakat Indonesia mengenal dan mencintai karya sastra.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.