Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pengakuan Blak-blakan Dian Sastro soal Autisme Anak Sulungnya

Kompas.com - 24/08/2019, 09:11 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran Dian Sastrowardoyo blak-blakan menceritakan anak sulungnya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo yang pernah didiagnosis autisme.

Hal itu diungkapkan Dian Sastro dalam jumpa pers Special Kids Expo (SPEKIX) 2019 yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).

1. Awal kecurigaan

Awalnya, Dian mulai curiga ketika putranya masuk usia enam bulan. Pada usia itu, Shailendra tak menunjukkan tujuh tanda yakni ketertarikan, menunjuk, kontak mata lebih dari dua detik, memberi reaksi ketika dipanggil, mengikuti arahan, dan bermain sandiwara.

Baca juga: Cerita Dian Sastro Saat Tahu Putranya Berkebutuhan Khusus

"Dari seven signs itu ada ciri dalam anak saya. Hal ini terjadi di anak pertama saya, anak laki-laki. Anak saya itu enggak punya ketertarikan untuk main sama anak lain, mungkin dia memang anti sosial karena bapaknya juga enggak terlalu banyak temannya. Misalnya gitu," kata Dian.

Putranya itu harus 'meminjam' tangan Dian jika ingin menunjukkan sesuatu. Shailendra juga tidak bisa meniup lilin hingga usia 2 tahun.

Saat itu Dian juga sedih karena putra sulungnya tak bisa kontak mata dengannya.

2. Bawa ke tiga dokter

Setelah melihat beberapa tanda itu, Dian lantas memutuskan untuk membawa ke dokter tumbuh kembang.

"Akhirnya kami bawa ke dokter tumbuh kembang dan bawa ke psikolog. Opini satu dokter doang enggak percaya, masih denial," ujar Dian.

Baca juga: Dian Sastro Percaya Anaknya Idap Autisme Setelah Kunjungi 3 Dokter

Tak percaya dengan satu dokter, Dian membawa ke tiga dokter yang lain.

"Setelah cek ke tiga dokter, ternyata benar (berkebutuhan khusus). Itu anak saya baru umurnya 8 bulan," ungkap Dian.

3. Jalani terapi

Setelah mengetahui hasil yang valid, sejak berusia 10 bulan, putra Dian lantas menjalani terapi khusus.

"Akhirnya kita membuka diri melakukan intervensi, terapi okupasi, wicara, dan perilaku," ungkap Dian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com