Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Synchronize Fest 2019, Menyaksikan Didi Kempot dan Deretan Penampil Unik Lainnya

Kompas.com - 03/10/2019, 14:16 WIB
Tri Susanto Setiawan,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 100 artis musik dan grup band akan tampil dalam pertunjukan musik lintas genre Synchronize Fest yang akan digelar di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 4-6 Oktober 2019.

Dalam penyelenggaraan sebelumnya, sejumlah penampil populer banyak dihadirkan oleh penyelenggara.

Misalnya, Raja Dangdut Rhoma Irama yang mampu menarik massa ke acara tersebut pada 2016 dan 2018.

Pada 2018 pula, Ahmad Dhani bersama Dewa 19 juga unjuk gigi dalam acara itu dan membuat ratusan Baladewa--sebutan penggemar Dewa 19--membeludak di Synchronize Fest. Ada pula band legendaris God Bless.

Baca juga: 4 Fakta Menarik Seputar Synchronize Fest 2019

Lantas bagaimana dengan keunikan penampil Synchronize Fest tahun ini?

Didi Kempot

Penyanyi campursari Didi Prasetyo atau yang dikenal dengan nama panggung Didi Kempot (52) menjadi salah satu debutan penampil festival ini.

Didi mengatakan sudah lama dibidik oleh penyelenggara untuk tampil di acara tersebut.

"Ya, lobi antar seniman saja. Lagi itu saya lagi di Yogyakarta," kata Didi saat dihubungi Kompas.com baru-baru ini.

Penyanyi yang dijuluki The Godfather of Broken Heart alias Lord Didi ini pun menyambut antusias ajakan penyelenggara Synchonize Fest.

Satu hal yang Didi ketahui, Synchonize Fest adalah festival yang mengakomodiasi para musisi lintas genre. Semua, kata Didi, mendapatkan tempat dalam festival ini.

"Ya, sudah silakan saja yang penting lagu-lagu Jawa tetap eksis dan didengar," kata Didi.

Didi yang mempunyai basis penggemar yang cukup besar yang disebut Sobat Ambyar, merasa bangga bisa tampil dalam Synchonize Fest.

"Membanggakan dan di sini musik campursari mendapatkan tempat di acara Synchronize Fest ini sangat membanggakan buat kami," kata Didi.

Penembang lagu "Pamer Bojo" tersebut mengaku tampil bukan untuk dirinya saja, melainkan untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali musik campursari secara luas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com