Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikan Wejangan, Baskara Putra: Ngeband Kayak Pacaran

Kompas.com - 11/11/2019, 19:55 WIB
Sarah Sekar Larasati,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

"Harus tahan-tahan, kalau mungkin(ngeband) enggak segampang itu jalanya kayak jaman dulu, karena sekarang saingan lu banyak. Yang kedua bikin lagu sekarang gampang, software-nya sudah sangat menunjang. Ketiga udah bukan ranahnya band, sekarang soloist," jawab Baskara ketika ditanyai saran untuk yang baru memulai.

Selain itu, membuat sebuah band harus siap berbagi dengan seluruh orang yang terlibat. Mulai dari soal keputusan hingga keuangan.

Walaupun begitu Baskara tetap memberi semangat karena zaman yang memang berbeda dan harus sabar berproses.

Baca juga: .Feast Menolak Senyap di Synchronize Fest 2019

"Percaya sama gue di saat loe bisa sukses, berhasil di sebuah band. Itu jauh tahan lebih lama daripada loe jadi soloist. Karena ada semangat yang dijual, semangat yang diperjuangin" tutur Baskara yang juga memiliki projek solo, yaitu Hindia.

Harus siap dengan yang suka dan tidak suka

Baskara yang juga dipanggil Arbok ini juga membagikan pengalamannya bahwa terlalu memikirkan apa yang orang katakan terhadap dirinya dan .Feast, tidak berdampak baik.

"Kalau bisa ngulang waktu, gue enggak akan terlalu musingin apa kata orang. Ada masanya gue lumayan kayak.. apa namanya? under the wind banget gara-gara apa yang orang bilang terhadap gue pribadi atau band gue," kata Baskara.

Semakin ke sini, Baskara sadar bahwa orang yang menyukai akan berbanding lurus dengan orang yang tidak menyukai karyanya.

Baca juga: Tarian Penghancur Raya, dari .Feast Tentang Tari Gandrung...

Kepada Kompas.com, Baskara mengungkapkan alasannya bisa bertahan sampai sekarang karena karyanya berguna untuk orang lain.

"Diajak ngobrol sama teman, dan dikasih tahu kalau musik loe selamatin nyawa orang? Penghargaan ini lebih tinggi dibandingkan masuk di festival manapun sebesar apapun. Dan itu yang bikin gue bertahan sampai sekarang," tutur Baskara.

 

Bermusik bukan persoalan berkompetisi

Selanjutnya, dalam pandangannya, bermusik bukan kompetisi. Meskipun, single Peradaban milik .Feast cukup diterima dipasaran.

Lagu yang diambil dari album kedua .Feast ini sudah diputar lebih dari 7 juta kali di layanan musik digital, Spotify. Bahkan, digaungkan ketika aksi demo mahasiswa di DPR, pada 23 September lalu.

"Buat gue tuh .Feast biasa saja. Gue enggak pernah tersinggung kalau ada yangg bilang '.Feast lagunya biasa saja, banyak yang lebih bagus dari .Feast'. Ya memang, karena menurut gue bermusik itu bukan kompetisi," jelas Baskara.

Tidak ada intensi khusus untuk berkompetisi atau bersaing, karena dirinya memang menyukai saat membuat lagu ataupun berkarya.

Baca juga: Hindia Bikin Petisi Spotify-kan Jejeboy untuk Jason Ranti

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com