JAKARTA, KOMPAS.com - Serial manga Attack on Titan sempat diadaptasi menjadi film live-action oleh Toho Pictures pada 2015.
Namun, film tersebut dianggap gagal karena tidak sepenuhnya memuaskan ekspektasi para pembaca manganya.
Attack on Titan atau Shingeki no Kyojin justru lebih memuaskan dalam versi animenya.
Lantas, kenapa Attack on Titan live-action dianggap gagal?
Salah satu faktor utama yang membuat Attack on Titan live-action dianggap gagal adalah karena pemilihan pemainnya.
Banyak penggemar yang merasa tidak puas karena para pemain yang dipilih mayoritas adalah aktor Jepang.
Baca juga: Urutan Titan Terkuat di Attack on Titan
Padahal, dalam ceritanya sendiri para karakter di dalam cerita rata-rata merupakan ras kaukasia.
Satu-satunya ras Asia yang ada di manga atau anime Attack on Titan hanya Mikasa Ackerman.
Toho Pictures memadukan Haruma Miura, Kiko Mizuhara, dan Kanata Hongo sebagai tiga pemeran utama untuk menghidupkan karakter Eren, Mikasa, dan Armin.
Namun, chemistry ketiganya di dalam film versi live-action dianggap kurang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.