AMBON, KOMPAS.COM--Gereja Beth Eden di desa Amteh, kecamatan Nusalaut Kabupaten Maluku Tengah yang dibangun sejak tahun 1817 kini telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya Maluku.
Gereja ini telah diserahkan ke Museum sebab merupakan sebuah bangunan unik berbentuk segi delapan dan sudah berumur lebih dari 200 tahun.
"Saya berharap kalau Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maluku telah mengambil alih gedung gereja tua masuk dalam cagar budaya daerah yang dilindungi maka kedepan perlu ada kebijakan alokasi dana baik dari APBD maupun APBN untuk biaya perawatan," kata Gubernur Maluku, Karel ALbert Ralahalu dalam acara renovasi atap Gereja Beth Eden di Desa Ameth, Minggu.
Dia mengungkap hal ini karena banyak bangunan-bangunan tua yang bersejarah ketika dijadikan cagar budaya dan dilindungi pemerintah namun anggaran perawatan atau renovasi tidak ada, akibatnya bangunan itu terkesan ditelantarkan.
Gereja Beth Eden yang memiliki daya tampung jemaat lebih dari seribu orang ini, menurut penelitian tim arkeolog terpadu dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku mulai dibangun tahun 1817 oleh seorang ahli bangunan bernama Josef Hole.
Bangunannya berbentuk segi delapan dan memiliki sejumlah tiang-tiang penyangga di dalam ruangan dengan ketinggian sekitar tiga sampai empat meter.
Namun bangunan itu rusak ketika terjadi gempa bumi tektonik yang sangat besar pada akhir abad ke-18 silam yang dikenal dengan sebutan ’Bahaya Seram’ karena pusat gempanya memang dari pulau tersebut.
Gempa itu menyebabkan dinding gedung Gereja roboh sehingga pemerintah negeri setempat, A. Tuankotta pada tahun 1886 sampai 1906 membangun kembali gedung gereja tersebut sesuai bentuk aslinya tapi dindingnya menggunakan papan kayu besi agar tidak mudah retak atau roboh saat gempa.
Kemudian dalam tahun 1976, kepala pemerintahan desa setempat, A. Picauli mempunyai gagasan baru untuk merenovasi kembali Gereja Beth Eden sesuai bentuk asli tapi memakai atap seng dan temboknya dibuat dari beton, termasuk kegiatan renovasi yang pernah dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayan Maluku tahun 1987 hingga 1989.
Tapi saat ini kondisi atapnya sudah mengalami kerusakan karena bangunan itu terletak di bibir pantai yang sering dihantam angin kencang dan tingginya kadar air garam membuat atapnya cepat berkarat sehingga perlu direnovasi ulang.
Panitia renovasi gedung Gereja Beth Eden dalam kesempatan itu menyatakan rasa terima kasih yang mendalam atas bantuan dana Rp100 juta dari Ny. Sophie Ralahalu yang juga isteri Gubernur Maluku dan juga warga desa Ruta, kecamatan Amahai (Malteng) dengan mayoritas penduduk beragama Muslim dan merupakan ’Pela’ (ikatan persaudaraan dua desa) dengan warga desa Ameth karena telah menyumbang sejumlah kubik kayu untuk renovasi gereja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.