Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Samarinda Nilai Film Suster Keramas Wajar

Kompas.com - 31/12/2009, 23:34 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com--Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menilai film "Suster Keramas" masih dalam batas kewajaran.

"Film itu tidak terlalu vulgar seperti yang dikhawatirkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda, Laksmi Edmond, usai menyaksikan film "Suster Keramas" di Studio 21 Samarinda Central Plasa (SCP), Kamis.

Namun, pemerintah Kota Samarinda ,lanjut Laksmi Edmond,  tidak mengenyampingkan adanya reaksi sebahagian masyarakat, termasuk pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda, KH. Zaini Naim yang menolak pemutaran film garapan Maxima Pictures itu. "Kita juga tidak boleh menafikan adanya reaksi masyarakat dan penolakan MUI Samarinda," katanya.

"Namun, kita juga harus mempertimbangkan bahwa film" Suster Keramas’ telah mendapat izin dari Jakarta dan sudah lolos sensor. Jadi, masalah ini harus dicarikan solusi agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda itu.

Pemerintah Kota Samarinda ,kata Laksmi Edmond , belum bisa mengambil keputusan terkait larangan MUI tersebut. "Kami juga tidak mungkin meminta MUI mencabut pernyataannya dan tidak akan gegabah memberi izin penayangan film itu. Namun, Pemerintah Kota Samarinda akan melakukan pertemuan untuk membahas apakah film itu boleh diputar atau tidak," ungkap Laksi Edmond.

Seleksi penonton
Salah satu usulan yang akan ditawarkan Pemkot Samarinda dalam pertemuan dengan pihak MUI, Front Pembela Islam (FPI) Samarinda, kepolisian serta berbagai elemen masyarakat lainnya yakni, seleksi ketat terhadap penonton.

"Sebenarnya, jika aturan mengenai pembatasan usia penonton untuk film-film tertentu, saya yakin masyarakat tidak akan langsung bereaksi jika ada film yang dianggap berbau porno," katanya.

"Dalam waktu dekat kami akan upayakan ada keputusan terkait boleh tidaknya film itu diputar," ujar Kepala Dimas Pariwisata Samarinda tersebut.

Terlepas dari kontroversi film yang menghadirkan bintang porno asal Jepang, Rin Sakuragi itu, Laksmi Edmon menilai, adegan pada film tersebut tidak memperlihatkan aksi porno yang berlebihan dari Rin Sakuragi.

"Sebenarnya, film itu tidak berbeda dengan film horor lainnya. Baik alur ceritanya, judul maupun adegan porno yang dikhawatirkan, menurut saya tidak ada yang berlebihan. Bahkan, masih banyak film apalagi majalah yang lebih vulgar dari film Suster Keramas," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com